SISTEM EKONOMI INDONESIA
Sistem
perekonomian
adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya
yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya
adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya.
Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi.
Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
A.
PENGERTIAN SISTEM
Pengertian Sistem Menurut
Para Ahli, sebagai berikut :
1. Menurut Henry Prat
Fairchild dan Eric Kohler Pengertian Sistem adalah
sebuah rangkaian yang saling kait mengkait antar beberapa bagian sampai kepada
bagian yang paling kecil, bila suatu bagian atau sub bagian terganggu maka
bagian yang lain juga ikut merasakan ketergangguan tersebut.
2. Pengertian
Sistem
Menurut Pamudji ialah suatu kebulatan dan keseluruhan yang komplek atau
terorganisir, dimana suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian
yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang komplek atau utuh.
3. Menurut Prajudi Pengertian
sistem merupakan suatu jaringan daripada prosedur-prosedur yang
berhubungan satu sama lain menurut skema atau pola yang bulat untuk
menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha atau urusan.
4. Pengertian
Sistem
Menurut Poerwadarminta yaitu sekelompok bagian-bagian (alat dan
sebagainya), yang berkerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu maksud. Apabila
salah satu bagian saja rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya maka maksud
yang hendak dicapai tidak dapat menjalankan tugasnya maka maksud yang hendak
dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak-tidaknya sistem yang sudah terwujud
akan mendapatkan gangguan.
5. Menurut Musanef Pengertian
Sistem ialah suatu sarana yang menguasai keadaan dan pekerjaan agar
dalam menjalankan tugas dapat teratur.
B.
SISTEM EKONOMI DAN SISTEM
POLITIK
Sistem perekonomian
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Perekonomian terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh.
Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Perekonomian terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para buruh.
Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah melakukan privatisasi—pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.
·
Sistem politik
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.
Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem politik diukur dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari tekanan untuk berubah. Pandangan ini tidak membedakan antara sistem politik yang demokratis dan sistem politik yang otoriter.
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.
Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem politik diukur dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari tekanan untuk berubah. Pandangan ini tidak membedakan antara sistem politik yang demokratis dan sistem politik yang otoriter.
C. KAPITALISME
DAN SOSIALISME
A. Sistem Ekonomi Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang
untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng,
dan lain sebagainya.Sistem ekonomi sosialisme adalah suatu sistem ekonomi
dengan kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi
yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya
perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku
sebagaimana yang diharapkan.Sistem Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan
bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran
bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi
atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialisme
·
Pemilikan
harta oleh negara
·
Kesamaan
ekonomi
·
Disiplin
Politik
Ciri-ciri Ekonomi Sosialisme:
1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
2. Peran pemerintah sangat kuat
3. Sifat manusia ditentukan oleh pola
produksi
B. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi baang, manjual barang,
menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut
ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan
perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam
ekonomi.Dalam perekonomian kapitalisme setiap warga dapat mengatur nasibnya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis
untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi
untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi Kapitalisme
:
1. Pengakuan yang luas atas hak-hak
pribadi
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme
pasar
3. Manusia dipandang sebagai mahluk
homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri
4. Paham individualisme didasarkan
materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme)
Perbedaan Konsep Ekonomi
Kapitalisme, dan Sosialisme
Konsep
|
Kapitalisme
|
Sosialisme
|
Sumber kekayaan
|
Sumber kekayaan sangat langka( scarcity of resources)
|
Sumber kekayaan sangat langka( scarcity of
resources)
|
Kepemilikan
|
Setiap pribadi di bebaskan untuk memiliki semua
kekayaan yang di peroleh nya
|
Sumber kekayaan di dapat dari pemberdayaan tenaga
kerja (buruh)
|
Tujuan Gaya hidup perorangan
|
Kepuasan pribadi
|
Ke setaraan penghasilan di antara kaum buruh
|
Jadi, tabel di atas menerangkan 2 konsep sistem per ekonomian yaitu: Kapitalisme, dan Sosialisme.
Konsep dari ekonomi kapitalisme
sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh dengan cara bekerja
keras di mana setiap perorangan boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk
mencapai tujuan hidupnya. Dalam sistim ekonomi kapitalisme perusahaan di miliki
oleh perorangan. Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply
adalah ciri khas dari ekonomi kapitalisme. Keputusan yang diambil atas isu yang
terjadi seputar masalah ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang
membawa masalah tersebut ke level yang lebih atas.Dan konsep ekonomi
sosialisme, sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh lewat
pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di semua bidang, pertambangan, pertanian,
dan lainnya. Dalam sistem Sosialisme, semua Bidang usaha dimiliki dan
diproduksi oleh Negara. Tidak terciptanya market (pasar) dan tidak terjadinya
supply dan demand, karena Negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyatnya
secara merata. Perumusan
masalah dan keputusan di tangani langsung oleh negara.
D.
PERSAINGAN TERKENDALI
Berdasarkan sistem pemilikan sumber
daya ekonomi atau faktor-faktor produksi, tak terdapat alasan untuk menyatakan
bahwa sistem ekonomi kita adalah kapitalistik. Indonesia mengakui pemilikan
individual atas faktor-faktor produksi; kecuali untuk sumber daya yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Jadi secara
konstitusional, sistem ekonomi indonesia bukan kapitalisme dan bukan pula
sosialisme.
Sehubungan dengan persaingan
antarbadan-usaha, tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memasuki
bidang usaha tertentu. Namun untuk menghindari persaingan tak sehat dalam pasar
barang tententu yang sudah jenuh, pemerintah mengendalikannya dengan membuka
prioritas-prioritas bidang usaha.
Jadi pada kesimpulannya, bahwa iklim
persaingan berekonomi dan kompetisi berbisnis di indonesia bukanlah persaingan
yang bebas-lepas, melainkan persaingan yang terencana dan terkendaali.
E.
KADAR KAPITALISME DAN SOSIALISME
Unsur-unsur
kapitalisme dan sosialisme terkandung dalam pengorganisasian ekonomi indonesia.
Seseorang bisa melihat dari dua pendekatan. Pertama adalah dengan pendekatan
faktual-struktural, yakni setelah menelaah peranan pemerintah atau negara
dalam struktur perekonomian. Kedua adalah pendekatan sejarah, dengan
menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke
waktu.Untuk mengukur kadar keterlibatan pemerintah dalam perekonomian dengan
pendekatan faktual-struktural, dapat digunakan kesamaan agregat Keynesian
yang berumuskan Y = C + I + G + (X – M). Dalam formula ini berarti produk atau
pendapatan nasional dirinci menurut penggunaan atau sektor pelakunya. Kesamaan
ini merupakan rumus untuk menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran.Dengan pendekatan dapat dipelajari, betapa bangsa atau masyarakat
kita tidak pernah dapat menerima pengelolaan makroekonomi yang terlalu berat ke
kapitalisme ataupun
SOAL:
1. Didunia terdapat tiga macam sistem
ekonomi yang dianut oleh negaranegaradi belahan bumi ini. Sistem ekonomi
liberal, sosialis dan campuran.
Indonesia memilih sistem ekonomi ?
a. Campuran
b. Sosialis
c. Liberal
d. Kapitalis
2. Berikut
yang bukan termasuk ciri-ciri dari sistem ekonomi campuran adalah ?
a. Kegiataan
ekonomi melibatkan pemerintah dan masyarakat
b. Semua alat dan sumber produksi dikuasi oleh Negara
c. Kemungkinan
terjadinya monopoli sangat kecil
d. Harga
ditentukan oleh mekanisme pasar dan pemerintah
3. Dibawah
ini yang termasuk keburukan dari sistem ekonomi liberal adalah ?
a. Kegiatan
ekonomi melibatkan pemerintah dan masyarakat
b. Modal
terbatas
c. Hak
milik perseorangan tidak diakui
d. Pengusaha yang bermodal sedikit akan semkin tersisih
4. Yang
bukan bentuk bentuk dari sistem ekonomi ialah...
a. Sosialisme
b. Tradisional
c. Komando
d. Campuran
5. Pengertian
dari sistem ekonomi tradisional ialah...
a. Sistem
ekonomi yang pengaturan perekonomiaan direncanakan pemerintah
b. Sistem
ekonomi yang mengombinasikan sistem-sistem ekonomi yang ada
c. Siistem ekonomi yang bertujuan untuk mempertahankan tradisi
yang turun temurun
d. Suatu
penerapan ekonomi yang bebas
SEJARAH EKONOMI INDONESIA
Sejarah ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara fenomena ekonomi berubah dilihat dari sudut pandang historisnya.
Analisis dalam sejarah
ekonomi dilakukan menggunakan gabungan metode
sejarah, metode statistik dan teori ekonomi terapan
sampai peristiwa bersejarah. Topik ini meliputi sejarah bisnis, sejarah
keuangan dan mencakup bidang sejarah sosial seperti sejarah kependudukan
dan sejarah buruh.
Sejarah ekonomi kuantitatif (ekonometrik) juga disebut
sebagai kliometrik.
1. Pemerintahan Orde Lama
Pada tanggal 17 agustus 1945, indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah
bebas dari Belanda. Tetapi setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara
resmi kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965, Indonesia gejolak politik di
daalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama
pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk. Seperti
pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran
pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun. Dapat
disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama
terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun
nonfisik selama pendudukan jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode
orde lama, dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang
sangat demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian
nasional.
2. Pemerintahan Orde Baru
Maret 1966, Indonesia dalam era Orde Baru perhatian
pemerintahan lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
lewat pembangunan ekonomi dan sosial tanah air. Usaha pemerintah tersebut
ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembaangunan 5 tahun secara bertahap
dengan target-target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat.
Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses
industrialisasi dalam skala besar. Perubahan ekonomi struktural juga sangat
nyata selama masa Orde Baru dimana sektor industri manufaktur meningkat setiap
tahun. Dan kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha
membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut: kemampuan
politik yang kuat, stabilitas ekonomi dan politik, SDM yang lebih baik, sistem
politik ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat, dan dan kondisi ekonomi dan
politik dunia yang lebih baik.
3. Pemerintahan Transisi
Mei 1997, nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS
mengalami suatu goncangan yang hebat, hingga akhirnya merembet ke Indonesia dan
beberapa negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang pada bulan
juli 1997. Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah terus melemah,
hingga pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah konkret, antaranya
menunda proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara. Pada akhir Oktober
1997, lembaga keuangan internasional memberikan paket bantuan keuangaannya pada
Indonesia.
4. Pemerintahan Reformasi
Awal pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh
Presiden Wahid, masyarakat umum menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan
Gusdur. Dalam hal ekonomi, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan
adanya perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun
masalah di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu
hubungan pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga tidak
baik. Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut selama
pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia.
Makin rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi.
Seperti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan
ekonomi yang negatif dan rendahnya kepercayaan pelaku bisnis terhadap
pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
5. Pemerintahan Gotong Royong
Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian
Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gusdur. Inflasi yang
dihadapi Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati juga sangat berat. Rendahnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati disebabkan antara
lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri mauoun
swasta. Melihat indikator lainnya, yakni nilai tukar rupiah, memang kondisi
perekonomian Indonesia pada pemerintahan Megawati lebih baik. Namun tahun 1999
IHSG cenderung menurun, ini disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia
bagi investor, kedua disebabkanoleh tingginya suku bunga deposito.
SISTEM MONOPOLI VOC
Tujuan utama
V.O.C/kompeni adalah mencari keuntungan dengan jalan berdagang, tetapi karena
dalam perdagangannya selalu berusaha untuk mendapat monopoli, dan tidak
menghendaki perdagangan yang bebas dimana tiap-tiap orang leluasa dapat
melakukan jual-beli, dengan sendirinya perdagangan Kompeni selalu mendapatkan
pertentangan dan mau tidak mau akan selalu bergandengan dengan peperangan, yang
mengacaukan keamanan dan perdagangan.
Keuntungan
yang diberikan kepada orang-orang yang memberikan modal dan cara membagikannya,
menggambarkan bagaimana keadaan kompeni saat itu. Kekacauan pembagian laba
timbul karena peperangan, sedang peperangan itu terjadi karena Kompeni ingin
memegang teguh politik monopolinya.
Monopoli
yang menjadi politik dagang kompeni, adalah suatu jalan untuk menolak segala
persaingan dan perdagangan, sehingga ada kemungkinan mendapat keuntungan
sebesar-besarnya. Dengan jalan monopoli itulah Kompeni dapat menguasai harga
pembelian dan harga penjualan. Tetapi disisi lain monopoli menimbulkan
permusuhan.
Yang menjadi
musuh Kompeni saat itu adalah kerajaan-kerajaan di Indonesia, kompeni-kompeni
dagang negeri lain seperti Inggris, Portugis, dan Spanyol, kemudian orang
belanda sendiri yang tidak bergabung dengan V.O.C.
Boleh
dikatakan semua peperangan yang terjadi antara Kompeni/V.O.C. dengan raja-raja
di Indonesia tahun 1800 disebabkan karena politik dagang monopoli. Sistem
monopoli melemahkan perdagangan dan tenaga rakyat. Kemudian raja-rajanya diikat
dengan perjanjian-perjanjian. Jika perjanjian-perjanjian itu belum memberikan
hasil yang memuaskan, maka seluruh negeri dikuasainya.
Orang
Inggris, Portugis dan Spanyol diusir dari Indonesia atau daerah-daerah lainnya,
yang diinginkan oleh Kompeni Belanda. Pengusiran itu langsung dengan kekuatan
senjata oleh Kompeni sendiri atau dengan perantaraan raja-raja yang telah
dikalahkan Kompeni dan diikat dengan perjanjian, yang mengharuskan raja-raja
itu mengusir pedagang-pedagang asing dari daerahnya.
Kompeni
mendapat hak monopoli dari pemerintah Belanda. Ini berarti, bahwa pemerintah
Belanda melarang adanya perkumpulan-perkumpulan dagang atau orang lain
melakukan kegiatan jual-beli ditempat yang telah ditunjuk untuk Kompeni.
Para
Saudagar-saudagar besar seperti Balthasar de Moucheron, Pieter Lyntgens, dan
Izaak le Maere muncul keinginan pada diri mereka untuk mematahkan hak monopoli,
yang dipandangnya kurang adil itu. Mereka berencana mendirikan sebuah
perserikatan dagang dengan bantuan Perancis. Raja Perancis Hendrik IV dan
konsulnya di negeri Belanda Jeannin, ingin mempunyai kompeni dagang dengan
pimpinan orang-orang Belanda, yang telah mempunyai nama dalam pelayaran dan
perdagangan. Tetapi konsul Belanda di Paris, Francois Aerssens dapat membelokan
perhatian raja ke arah lain, yaitu mendirikan kompeni Hindia-Barat, sehingga
dengan berdirinya kompeni itu V.O.C terhindar dari bahaya persaingan.
Tahun 1606
Badan Perwakilan negeri Belanda mengeluarkan maklumat, yang melarang tiap-tiap
orang Belanda, atas nama negeri lain atau Raja luar negeri, berlayar ke
Indonesia, dengan ancaman pengasingan seumur hidup dan perampasan harta
bendanya.
Sementara
Itu Izaak le Maere masih berusaha, karena merasa belum puas. Dengan bantuan
pemerintah kota Hoorn, dia mendirikan Austraal Compagnie lau disiapkannya dua
buah kapal, yang dipimpin oleh Jacques le Maere (anak dari Izaak le Maere) dan
Willem Schouten. Mereka disuruh berlayar ke Hindia - Timur, tetapi tidak boleh
melalui Selat Magelhaens, akan tetapi harus mencari jalan lain. Mereka
beruntung menemukan selat baru, yang kemudia diberi nama selat Le Maere dan
akhirnya sampai di Indonesia. Saat itu sebuah kapal mengalami kerusakan dan
tenggelam. Sementara kapal yang satunya lagi dirampas oleh J.P. Coen
diperairan dekat Banten. Anak buah kapalnya diperbolehkan bekerja untuk V.O.C,
sedangkan yang tidak mau diharuskan pulang ke negeri Belanda. Jacques le Maere
meninggal dalam perjalanannya.
Permapasan
kapal Austraal Compagnie itu oleh Izaak le Maere diperkarakan, Kompeni divonis
bersalah dan diharuskan membayar kerugian.
Tahun 1609
Hugo de Groot, seorang ahli hukum belanda yang sangat terkenal, mengeluarkan
sebuah risalah, yang berjudul "Mare Liberum". Tulisan itu berisi
tentang bagaimana ia mempertahankan kemerdakaan di laut.
Orang
Belanda yang berada di Indonesia awalnya hanya mereka-mereka yang bekerja pada
kompeni/V.O.C saja, kemudian mulai hadir penduduk sipil. Penduduk sipil ini
terdiri dari orang-orang yang sebelumnya bekerja pada kompeni kemudian keluar
dan mereka yang sengaja datang dari Belanda ke Indonesia. Terhadap orang-orang
sipil ini pun Kompeni masih tetap memegang monopolinya. Kompeni tidak sedikit
pun memberikan kesempatan kepada mereka untuk berdagang. Sebenarnya
pemimpin-pemimpin kompeni di Batavia/Jakarta sering menganjurkan, supaya
penduduk sipil ini diberi kesempatan untuk mencari nafkah dalam perdagangan,
tetapi Tuan-tuan XVII/Heeren XVII di negri Belanda tetap menolaknya.
Tuan-tuan/Heeren
XVII itu pernah mengatakan : "Kalau menurut pendapat tuan-tuan (pemimpin
kompeni/V.O.C di Jakarata) orang sipil itu tidak dapat hidup kalau tidak
berdagang, maka seharusnya mereka jangan tinggal di Batavia, sebab kalau
diantara dua pihak harus ada yang menderita, orang sipillah yang harus
menderita bukan Kompeni.Peringatan kami yang terpenting dan yang terakhir,
terletak dalam menjalankan kewajiban yang menguntungkan Kompeni".
Pada tahun
1675 ada seorang Gubernur Jendral yang mempergunakan Kapal-kapal Kompeni untuk
mengangkut Bahan makanan ke Ceylon dan Jakarta karena ada bahaya kelaparan.
Ternyata Gubernur Jendral tersebut malah mendapatkan celaan, karena kapal-kapal
Kompeni dipakai untuk "memberi makan" mereka, yang tidak ada sangkut
pautnya dengan kepentingan Kompeni.
SISTEM TANAM PAKSA
Sejak VOC
dibubarkan tahun 1799, daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya diambil alih
oleh pemerintah kerajaan Belanda. Kebijakan 'Culture Stelsel' dilaksanakan
untuk mengeruk kekayaan bumi Indonesia tanpa mau memperhatikan rakyat Indonesia
dibawah pimpinan Van Den Bosch. Secara teoritis, peraturan yang ditetapkan
dalam sistem tanam paksa tidak memberatkan. Akan tetapi dalam
prakteknya, banyak sekali penyimpangan yang dilakukan dalam sistem ini.
Penyimpangan pelaksanaan sistem tanam paksa sebagai berikut:
- Dalam perjanjian, tanah yang digunakan untuk 'cultur stelsel' adalah seperlima sawah, namun dalam prakteknya dijumpai lebih dari seperlima tanah, yaitu sepertiga dan bahkan setengah dari sawah milik pribumi.
- Tanah petani yang dipilih hanya tanah yang subur, sedangkan rakyat hanya mendapat tanah yang tidak subur.
- Tanah yang digunakan untuk penanaman tetap saja dikenakan pajak sehngga tidak sesuai dengan perjanjian.
- Kelebihan hasil tidak dikembalikan kepada rakyat atau pemilik tanah, tetapi dipaksa untuk dijual kepada pihak Belanda dengan harga yang sangat murah.
- Waktu untuk bekerja untuk tanaman yang dikehendaki pemerintah Belanda, jauh melebihi waktu yang telah ditentukan. Waktu yang ditentukan adalah 65 hari dalam setahun, namun dalam pelaksanaannya adalah 200 sampai 225 hari dalam setahun.
- Penduduk yang tidak memiliki tanah dipekerjakan di perkebunan Belanda, dengan waktu 3-6 bulan bahkan lebih.
- Tanaman pemerintah harus didahulukan baru kemudian menanam tanaman mereka sendiri. Kadang-kadang waktu untuk menanam, tanamannya sendiri itu tinggal sedikit sehingga hasilnya kurang maksimal.
- Kerusakan tanaman tetap ditanggung petani.
PENYIMPANGAN
SISTEM TANAM PAKSA
Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa banyak menyimpang dari ketentuan pokok dan cenderung mengadakan eksploitasi agraris yang semaksimal mungkin. Oleh karena itu, Sistem Tanam Paksa mengakibatkan penderitaan bagi rakyat pedesaan di Pulau Jawa. Adapun penderitaan bangsa Indonesia akibat pelaksanaan sistem Tanam Paksa diantaranya:
Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa banyak menyimpang dari ketentuan pokok dan cenderung mengadakan eksploitasi agraris yang semaksimal mungkin. Oleh karena itu, Sistem Tanam Paksa mengakibatkan penderitaan bagi rakyat pedesaan di Pulau Jawa. Adapun penderitaan bangsa Indonesia akibat pelaksanaan sistem Tanam Paksa diantaranya:
1. Rakyat makin miskin karena sebagian
tanah dan tenaganya
2. Sawah dan ladang menjadi terlantar
karena kewajiban kerja paksa yang berkepanjangan mengakibatkan penghasilan
menurun.
3. Beban rakyat makin berat karena
harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panen, membayar pajak, mengikuti
kerja rodi, serta menanggung risiko apabila panen gagal.
4. Akibat bermacam-macam beban,
menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan.
5. Bahaya kelaparan dan wabah penyakit
timbul di mana-mana sehingga angka kematian meningkat drastis. Bahaya kelaparan
yang menimbulkan korban jiwa terjadi di daerah Cirebon (1843), Demak (1849),
dan Grobogan (1850). Kejadian itu telah mengakibatkan penurunan jumlah penduduk
secara drastis. Di Demak jumlah penduduknya yang semula 336.000 jiwa turun
sampai dengan 120.000 jiwa, di Grobogan dari 89.500 turun sampai dengan 9.000
jiwa. Demikian pula yang terjadi di daerah-daerah lain, penyakit busung lapar
(hongerudeem) merajalela.
Pelaksanaan sistem tanam Paksa
menyebabkan bangsa Indonesia menderita, sehingga muncul reaksi berupa
perlawanan. Pada sisi yg lain, orang-orang Belanda sendiri juga banyak yang
menentangnya. Sistem tanam paksa ditentang, baik secara perseorangan maupun
melalui parlemen di Negeri Belanda.
B. TOKOH-TOKOH PENENTANG TANAM PAKSA
Golongan yang menentang tanam paksa di Indonesia sendiri terdiri atas golongan bawah yang merasa iba mendengar keadaan petani yang menderita akibat tanam paksa. Mereka menghendaki agar tanam paksa dihapuskan berdasarkan peri kemanusiaan. Kebanyakan dari mereka diilhami oleh ajaran agama. Sementara itu dari golongan menengah yang terdiri dari pengusaha dan pedagang swasta yang menghendaki agar perekonomian tidak saja dikuasai oleh pemerintah namun bebas kepada penanam modal. Tokoh Belanda yang menentang pelaksanaan Sistem tanam paksa di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
B. TOKOH-TOKOH PENENTANG TANAM PAKSA
Golongan yang menentang tanam paksa di Indonesia sendiri terdiri atas golongan bawah yang merasa iba mendengar keadaan petani yang menderita akibat tanam paksa. Mereka menghendaki agar tanam paksa dihapuskan berdasarkan peri kemanusiaan. Kebanyakan dari mereka diilhami oleh ajaran agama. Sementara itu dari golongan menengah yang terdiri dari pengusaha dan pedagang swasta yang menghendaki agar perekonomian tidak saja dikuasai oleh pemerintah namun bebas kepada penanam modal. Tokoh Belanda yang menentang pelaksanaan Sistem tanam paksa di Indonesia, antara lain sebagai berikut.
4. Golongan
Pengusaha
Golongan pengusaha menghendaki kebebasan berusaha, dengan alasan bahwa sistem tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal. Akibat reaksi dari orang-orang Belanda yang didukung oleh kaum liberal mulai tahun 1865 sistem tanam paksa dihapuskan. Penghapusan sistem tanam paksa diawali dengan penghapusan kewajiban penanaman nila, teh, kayu manis (1965), tembakau (1866), tanaman tebu (1884) dan tanaman kopi (1916). Hasil dari perdebatan di parlemen Belanda adalah dihapuskannya cultuur stelsel secara bertahap mulai tanaman yang paling tidak laku sampai dengan tanaman yang laku keras di pasaran Eropa. Secara berangsur-angsur penghapusan cultuurstelsel adalah sebagai berikut.
Golongan pengusaha menghendaki kebebasan berusaha, dengan alasan bahwa sistem tanam paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal. Akibat reaksi dari orang-orang Belanda yang didukung oleh kaum liberal mulai tahun 1865 sistem tanam paksa dihapuskan. Penghapusan sistem tanam paksa diawali dengan penghapusan kewajiban penanaman nila, teh, kayu manis (1965), tembakau (1866), tanaman tebu (1884) dan tanaman kopi (1916). Hasil dari perdebatan di parlemen Belanda adalah dihapuskannya cultuur stelsel secara bertahap mulai tanaman yang paling tidak laku sampai dengan tanaman yang laku keras di pasaran Eropa. Secara berangsur-angsur penghapusan cultuurstelsel adalah sebagai berikut.
- Pada tahun 1860, penghapusan tanam paksa lada.
- Pada tahun 1865, penghapusan tanam paksa untuk the dan nila.
- Pada tahun 1870, hampir semua jenis tanam paksa telah dihapuskan.
Karena banyaknya protes dan reaksi atas pelaksanaan sistem tanam paksa yang tidak berperikemanusiaan tidak hanya di negara Indonesia namun di negeri Belanda, maka sistem tanam paksa dihapuskan dan digantikan oleh politik liberal kolonial.
C. DAMPAK
TANAM PAKSA
1. Bagi Belanda
1. Bagi Belanda
- Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran Eropa.
- Perusahaan pelayaran Belanda yang semula hampir mengalami kerugian, tetapi pada masa tanam paksa mendapatkan keuntungan.
- Belanda mendapatan keuntungan yang besar, keuntungantanam paksa pertama kali pada tahun 1834 sebesar 3 juta gulden, pada tahun berikutnya rata-rata sekitar 12 sampai 18 juta gulden.
- Kas belanda yang semula kosong dapat dipenuhi.
- Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
- Belanda tidak mengalami kesulitan keuangan lagi dan mampu melunasi utang-utang Indonesia.
- Menjadikan Amsterdam sebagai pusat perdagangan hasil tanaman tropis.
2. Bagi Indonesia
- Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan.
- Beban pajak yang berat.
- Pertanian, khusunya padi banyak mengalami kegagalan panen.
- Kelaparan dan kematian terjadi di mana-mana.
- Pemaksaan bekerja sewenang-wenang kepada penduduk pribumi.
- Jumlah penduduk Indonesia menurun.
- Segi positifnya, rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis tanaman baru.
- Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang laku dipasaran ekspor Eropa.
- Memperkenalkan teknoligo multicrops dalam pertanian.
D. PENGARUH
SISTEM TANAM PAKSA DI MASYARAKAT
1. Bidang Sosial
1. Bidang Sosial
- Dalam bidang pertanian, khususnya dalam struktur agraris tidak mengakibatkan adanya perbedaan antara majikan dan petani kecil penggarap sebagai budak, melainkan terjadinya homogenitas sosial dan ekonomi yang berprinsip pada pemerataan dalam pembagian tanah. (Sartono, 1987: 321).
- Ikatan antara penduduk dan desanya semakin kuat hal ini malahan menghambat perkembangan desa itu sendiri.Penduduk lebih senang tinggal di desanya, mengakibatkan terjadinya keterbelakangan dan kurangnya wawasan untuk perkembangan kehidupan penduduknya.
- Tanam paksa secara tidak sengaja juga membantu kemajuan bagi bangsa Indonesia, dalam hal mempersiapkan modernisasi dan membuka jalan bagi perusahaan-perusahaan partikelir bagi bangsa Indonesia sendiri.
- Peranan bahasa melayu dan bahasa daerah dikalangan penguasa.
2. Bidang Ekonomi
- Dengan adanya tanam paksa tersebut menyebabkan pekerja mengenal sistem upah yang sebelumnya tidak dikenal oleh penduduk, mereka lebih mengutamakan sistem kerjasama dan gotongroyong terutama tampak di kota-kota pelabuhan maupun di pabrik-pabrik gula.
- Dalam pelaksanaan tanam paksa, penduduk desa diharuskan menyerahkan sebagian tanah pertaniannya untuk ditanami tanaman eksport, sehingga banyak terjadi sewa menyewa tanah milik penduduk dengan pemerintah kolonial secara paksa. Dengan demikian hasil produksi tanaman eksport bertambah,mengakibatkan perkebunan-perkebunan swasta tergiur untuk ikut menguasai pertanian di Indonesia di kemudian hari.(Burger, 1977: 18).
Akibat lain dari adanya tanam paksa ini adalah timbulnya “kerja rodi” yaitu suatu kerja paksa bagi penduduk tanpa diberi upah yang layak, menyebabkan bertambahnya kesengsaraan bagi pekerja. Kerja rodi oleh pemerintah kolonial berupa pembangunan-pembangunan seperti; jalan-jalan raya, jembatan, waduk, rumah-rumah pesanggrahan untuk pegawai pemerintah kolonial, dan benteng-benteng untuk tentara kolonial.
C. Sistem Ekonomi Indonesia
1. Pengertian-pengertian Sistem Ekonomi
Menurut dumairy : sistem ekonomi adalah suatu sistem
yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam ssuatu tatanan kehidupan. Menurut Sanusi : sistem ekonomi
merupakan suatu organisasi terdiri dari sejumlah lembaga yang sling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
2. Sistem- Sistem Ekonomi
a. Sistem Ekonomi Kapitalis
Dalam Sanusi, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu
sistem ekonomi dimana kekayaan yang produktif terutama dimiliki secara pribadi
dan produksi terutama dilakukan untuk dijual.
b. Sistem Ekonomi Sosialis
Dumairy menjelaskan, sistem ekonomi sosialis adalah
adanya berbagai distorasi dalam mekanisme pasar menyebabkan tidak mungkin
bekerja secara efisien, dan bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak
memandang penting peranan kapital.
c. Sistem Ekonomi Campuran
Sanusi menjelaskan dalam sistem ekonomi campuran
dimana kekuasaan serta kebebasan berjalan secara bersamaan walau dalam kadar
yang berbeda-beda. Ada pula sistem ekonomi campuran dimana peran kekuasaan
pemerintah relatif besar.
3. Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia,
kapitalisme, sosialisme, atau gabungan dari keduanya. Dalam memahami ekonomi yang
diterapkan di Indonesia, paling tidak secara konstitutional, perlu dipahami
terlebih dahulu ideologi apa yang dianut oleh Indonesia. Pasal 33 dianggap
pasal terpenting yang mengatur langsung sistem ekonomi Indonesia, yakni prinsip
demokrasi ekonomi. Secara rinci pasal menetapkan 3 hal, yakni :
a. Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai negara.
c. Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
SOAL:
1. Mengapa negara belanda menjajah bangsa indonesia...
a.Karena ingin memperluas negaranya
b.Karena ingin menunjukkan
kehebaataan negaranya
c.Karena
ingin merampas hasil rempah rempah yang ada di indonesia
d.Karena belanda memiliki dendam
terhadapn indonesia
2. Berapa tahun kah belanda mejajah indonesia ?
a. 3.5 tahun
b. 35 tahun
c. 3.5 abad
d. 35 abad
3. Yang bukan merupaakan penghappusan culturesel
adalah...
a. Padaa tahun 1945,
penghapusan penjajahan
b. Padaa tahun 1860, penghapusan tanam npaksa ada
c. Pada tahun 1865, penghapusan tanam paksa untuk the
dan nila
d. Pada tahun 1870, hampir semua jenis tanam paksa
telah dihapuskan
4. Sebuatkan 2 sistem yang terapkan di indonesia...
a. Kapitalisme dan tradisional
b. tradisional dan sosialisme
c. Sosialisme dan kapitalisme
d. Sosialisme dan liberalisme
5. Pada tahun berapakah nilai tukar bath thailand ke
dolar AS mengalaami goncangan yang tinggi...
a. 1996
b. 1997
c. 1998
d. 1999
PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
PENGERTIAN
SUMBER DAYA ALAM
Menurut urutan kepentingan, kebutuhan hidup manusia, dibagi menjadi dua sebagai berikut.
1. Kebutuhan Dasar.
Kebutuhan ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat dan aman.
Yang termasuk kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan, dan
udara bersih.
2. Kebutuhan sekunder.
Kebutuhan ini merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk lebih
menikmati hidup, yaitu rekreasi, transportasi, pendidikan, dan hiburan.
MUTU LINGKUNGAN
Pandangan orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memang berbeda-beda karena antara lain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pertimbangan kebutuhan, sosial budaya, dan waktu.
Semakin meningkat pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan hidup, maka semakin baik pula mutu hidup. Derajat pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam kondisi lingkungan disebut mutu lingkungan.
DAYA DUKUNG LINGKUNAGN
Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup.
Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagianbagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan
hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,
serta pendaurulangan (recycling).
4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara
damai dengan alam.
1. MACAM-MACAM SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.
a. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan,
tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut ter barukan karena dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya:
minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari,
energi pasang surut, dan energi laut.
b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas,
kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi,
air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan
lain-lain.
3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa
ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan
angkasa.
c. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya
alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati.
Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam
yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba,
dan manusia.
Uraian di sini hanya akan ditekankan pada sumber daya alam hayati, termasuk di dalamnya sumber daya manusia (SDM).
2. SUMBER DAYA TUMBUHAN
Berbicara tentang sumber daya alam tumbuhan kita tidak dapat menyebutkan jenis tumbuhannya, melainkan kegunaannya. Misalnya berguna untuk pangan, sandang, pagan, dan rekreasi. Akan tetapi untuk bunga-bunga tertentu, seperti melati, anggrek bulan, dan Rafflesia arnoldi merupakan pengecualian karena ketiga tanaman bunga tersebut sejak tanggal 9 Januari 1993 telah ditetapkan dalam Keppres No. 4 tahun 1993 sebagai bunga nasional dengan masing-masing gelar sebagai berikut.
1. Melati sebagai bunga bangsa.
2. Anggrek bulan sebagai bunga pesona.
3. Raffiesia arnoldi sebagai bunga langka.
Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan tepung melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan.
Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan dan kepunahan, dan hal ini akan berkaitan dengan rusaknya rantai makanan.
Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Jika suatu spesies organisme punah, maka spesies itu tidak pernah akan muncul lagi. Dipandang dari segi ilmu pengetahuan, hal itu merupakan suatu ke rugian besar.
Selain telah adanya sumber daya tumbuhan yang punah, beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula oleh kepunahan, misalnya Rafflesia arnoldi (di Indonesia) dan pohon raksasa kayu merah (Giant Redwood di Amerika). Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena
(tebang habis).
b. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan
sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang
ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang
telah ditentukan.
c. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
d. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan
yang sudah terlanjur rusak.
e. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan
hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan
lain.
f. Mencegah kebakaran hutan.
Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali.
Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
a. Musim kemarau yang sangat panjang.
b. Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
c. Pembuatan arang di hutan.
d. Membuang puntung rokok sembarangan di hutan.
Untuk mengatasi kebakaran hutan diperlukan hal-hal berikut ini.
a. Menara pengamat yang tinggi dan alat telekomunikasi.
b. Patroli hutan untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran.
c. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan.
Pemadaman kebakaran hutan dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini :
a. Secara langsung dilakukan pada api kecil dengan penyemprotan air.
b. Secara tidak langsung pada api yang telah terlanjur besar, yaitu
melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran, dan
mengarahkan api ke pusat pembakaran. Biasanya dimulai dari daerah
yang menghambat jalannya api, seperti: sungai, danau, jalan, dan
puncak bukit.
Pengelolaan hutan seperti di atas sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini :
1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh
ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2. Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan
sebagainya.
3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di
hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
Dengan terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah
yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam
tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan
demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim
kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air.
3. SUMBER DAYA HEWAN
Seperti pada ketiga macam bunga nasional, sejak tanggal 9-1-1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut :
1. Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional darat.
2. Ikan Solera merah sebagai satwa nasional air.
3. Elang jawa sebagai satwa nasional udara.
Selain ketiga satwa nasional di atas, masih banyak satwa Indonesia yang langka dan hampir punah. Misalnya Cendrawasih, Maleo, dan badak bercula satu.
Untuk mencegah kepunahan satwa langka, diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka dari habitatnya ke tempat lain.
Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam satwa liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput, penghuni padang ilalang, penghuni steppa, dan penghuni savana. Misalnya badak, harimau, gajah, kera, ular, babi hutan, bermacam-macam burung, serangga, dan lainnya.
Termasuk sumber daya alam hewan piaraan antara lain adalah lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam- macam unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, kerang, dan siput.
Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan dikembangkan dengan baik. Selain memungut hasil dari peternakan dan perikanan, manusia jugs melakukan persilangan untuk mencari bibit unggul guns menambah keanekaragaman ternak.
Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer.
b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera.
c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu.
d. Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hiss.
Untuk menjaga kelestarian satwa Langka, maka penangkapan hewan-hewan dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut ini :
1. Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu).
2. Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya.
3. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan.
4. Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada petugas
sebagai tropy, misalnya tanduknya.
5. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka.
6. Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu
saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di sungai tidak boleh
ditangkap, atau kura-kura pads musim akan bertelur.
7. Harus melakukan konvensi dengan baik. Konuensi ialah aturan-aturan
yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh si pemburu
dengan sendirinya. Misalnya, tidak boleh menembak hewan buruan
yang sedang bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buas
buruannya lepas dalam keadaan terluka.
Akan tetapi, seringkali peraturan-peraturan tersebut tidak ditaati bahkan ada yang diam-diam memburu satwa langka untuk dijadikan bahan komoditi yang berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil kulitnya antara lain macan, beruang, dan ular, sedangkan gajah diambil gadingnya.
Sumber Daya Mikroba
Di samping sumber daya alam hewan dan tumbuhan terdapat sumber daya alam hayati yang bersifat mikroskopis, yaitu mikroba. Selain berperan sebagai dekomposer (pengurai) di dalam ekosistem, mikroba sangat penting artinya dalam beberapa hal seperti berikut ini :
a. sebagai bahan pangan atau mengubah bahan pangan menjadi bentuk
lain, seperti tape, sake, tempe, dan oncom
b. penghasil obat-obatan (antibiotik), misalnya, penisilin
c. membantu penyelesaian masalah pencemaran, misalnya pembuatan
biogas dan daur ulang sampah
d. membantu membasmi hama tanaman, misalnya Bacillus thuringiensis
e. untuk rekayasa genetika, misalnya, pencangkokan gen virus dengan
gen sel hewan untuk menghasilkan interferon yang dapat melawan
penyakit karena virus.
Rekayasa genetika dimulai Tahun 1970 oleh Dr. Paul Berg. Rekayasa genetika adalah penganekaragaman genetik dengan memanfaatkan fungsi materi genetik dari suatu organisme. Cara-cara rekayasa genetika tersebut antara lain: kultur jaringan, mutasi buatan, persilangan, dan pencangkokan gen. Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan untuk tujuan berikut ini :
1. mendapatkan produk pertanian baru, seperti “pomato”, merupakan
persilangan dari potato (kentang) dan tomato (tomat)
2. mendapatkan temak yang berkadar protein lebih tinggi
3. mendapatkan temak atau tanaman yang tahan hama
4. mendapatkan tanaman yang mampu menghasilkan insektisida sendiri.
Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya alam cenderung naik terus, karena:
a. pertambahan penduduk yang cepat
b. perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan sains
dan teknologi.
Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan.
1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang
maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan
agar produktivitasnya tetap berkelanjutan.
2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi
sumber daya alam.
3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang
ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan
pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.
4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber
daya untuk pembaruannya.
b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin
pertumbuhan sumber daya alam hayati.
c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya
dengan daur ulang.
d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses
pembaruannya.
Menurut urutan kepentingan, kebutuhan hidup manusia, dibagi menjadi dua sebagai berikut.
1. Kebutuhan Dasar.
Kebutuhan ini bersifat mutlak diperlukan untuk hidup sehat dan aman.
Yang termasuk kebutuhan ini adalah sandang, pangan, papan, dan
udara bersih.
2. Kebutuhan sekunder.
Kebutuhan ini merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk lebih
menikmati hidup, yaitu rekreasi, transportasi, pendidikan, dan hiburan.
MUTU LINGKUNGAN
Pandangan orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memang berbeda-beda karena antara lain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pertimbangan kebutuhan, sosial budaya, dan waktu.
Semakin meningkat pemenuhan kebutuhan untuk kelangsungan hidup, maka semakin baik pula mutu hidup. Derajat pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam kondisi lingkungan disebut mutu lingkungan.
DAYA DUKUNG LINGKUNAGN
Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup.
Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada bagianbagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan
hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,
serta pendaurulangan (recycling).
4. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara
damai dengan alam.
1. MACAM-MACAM SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan sifat, potensi, dan jenisnya.
a. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable), misalnya: hewan,
tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Disebut ter barukan karena dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
2. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), misalnya:
minyak tanah, gas bumf, batu tiara, dan bahan tambang lainnya.
3. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya, udara, matahari,
energi pasang surut, dan energi laut.
b. Berdasarkan potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
1. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas,
kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
2. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang
dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi,
air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan
lain-lain.
3. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa
ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan
angkasa.
c. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
1. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya
alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati.
Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
2. Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam
yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba,
dan manusia.
Uraian di sini hanya akan ditekankan pada sumber daya alam hayati, termasuk di dalamnya sumber daya manusia (SDM).
2. SUMBER DAYA TUMBUHAN
Berbicara tentang sumber daya alam tumbuhan kita tidak dapat menyebutkan jenis tumbuhannya, melainkan kegunaannya. Misalnya berguna untuk pangan, sandang, pagan, dan rekreasi. Akan tetapi untuk bunga-bunga tertentu, seperti melati, anggrek bulan, dan Rafflesia arnoldi merupakan pengecualian karena ketiga tanaman bunga tersebut sejak tanggal 9 Januari 1993 telah ditetapkan dalam Keppres No. 4 tahun 1993 sebagai bunga nasional dengan masing-masing gelar sebagai berikut.
1. Melati sebagai bunga bangsa.
2. Anggrek bulan sebagai bunga pesona.
3. Raffiesia arnoldi sebagai bunga langka.
Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan tepung melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan.
Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan dan kepunahan, dan hal ini akan berkaitan dengan rusaknya rantai makanan.
Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Jika suatu spesies organisme punah, maka spesies itu tidak pernah akan muncul lagi. Dipandang dari segi ilmu pengetahuan, hal itu merupakan suatu ke rugian besar.
Selain telah adanya sumber daya tumbuhan yang punah, beberapa jenis tumbuhan langka terancam pula oleh kepunahan, misalnya Rafflesia arnoldi (di Indonesia) dan pohon raksasa kayu merah (Giant Redwood di Amerika). Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena
(tebang habis).
b. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan
sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang
ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang
telah ditentukan.
c. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
d. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan
yang sudah terlanjur rusak.
e. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan
hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan
lain.
f. Mencegah kebakaran hutan.
Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali.
Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut :
a. Musim kemarau yang sangat panjang.
b. Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
c. Pembuatan arang di hutan.
d. Membuang puntung rokok sembarangan di hutan.
Untuk mengatasi kebakaran hutan diperlukan hal-hal berikut ini.
a. Menara pengamat yang tinggi dan alat telekomunikasi.
b. Patroli hutan untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran.
c. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan.
Pemadaman kebakaran hutan dapat dilakukan dengan dua cara seperti berikut ini :
a. Secara langsung dilakukan pada api kecil dengan penyemprotan air.
b. Secara tidak langsung pada api yang telah terlanjur besar, yaitu
melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran, dan
mengarahkan api ke pusat pembakaran. Biasanya dimulai dari daerah
yang menghambat jalannya api, seperti: sungai, danau, jalan, dan
puncak bukit.
Pengelolaan hutan seperti di atas sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini :
1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh
ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2. Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan
sebagainya.
3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di
hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
Dengan terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah
yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam
tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan
demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim
kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air.
3. SUMBER DAYA HEWAN
Seperti pada ketiga macam bunga nasional, sejak tanggal 9-1-1995, ditetapkan pula tiga satwa nasional sebagai berikut :
1. Komodo (Varanus komodoensis) sebagai satwa nasional darat.
2. Ikan Solera merah sebagai satwa nasional air.
3. Elang jawa sebagai satwa nasional udara.
Selain ketiga satwa nasional di atas, masih banyak satwa Indonesia yang langka dan hampir punah. Misalnya Cendrawasih, Maleo, dan badak bercula satu.
Untuk mencegah kepunahan satwa langka, diusahakan pelestarian secara in situ dan ex situ. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah pelestarian satwa langka dengan memindahkan satwa langka dari habitatnya ke tempat lain.
Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Termasuk sumber daya alam satwa liar adalah penghuni hutan, penghuni padang rumput, penghuni padang ilalang, penghuni steppa, dan penghuni savana. Misalnya badak, harimau, gajah, kera, ular, babi hutan, bermacam-macam burung, serangga, dan lainnya.
Termasuk sumber daya alam hewan piaraan antara lain adalah lembu, kuda, domba, kelinci, anjing, kucing, bermacam- macam unggas, ikan hias, ikan lele dumbo, ikan lele lokal, kerang, dan siput.
Terhadap hewan peliharaan itulah sifat terbarukan dikembangkan dengan baik. Selain memungut hasil dari peternakan dan perikanan, manusia jugs melakukan persilangan untuk mencari bibit unggul guns menambah keanekaragaman ternak.
Dipandang dari peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer.
b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera.
c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu.
d. Piaraan, antara lain kucing, burung, dan ikan hiss.
Untuk menjaga kelestarian satwa Langka, maka penangkapan hewan-hewan dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut ini :
1. Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu).
2. Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya.
3. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan.
4. Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada petugas
sebagai tropy, misalnya tanduknya.
5. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka.
6. Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu
saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di sungai tidak boleh
ditangkap, atau kura-kura pads musim akan bertelur.
7. Harus melakukan konvensi dengan baik. Konuensi ialah aturan-aturan
yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh si pemburu
dengan sendirinya. Misalnya, tidak boleh menembak hewan buruan
yang sedang bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buas
buruannya lepas dalam keadaan terluka.
Akan tetapi, seringkali peraturan-peraturan tersebut tidak ditaati bahkan ada yang diam-diam memburu satwa langka untuk dijadikan bahan komoditi yang berharga. Satwa yang sering diburu untuk diambil kulitnya antara lain macan, beruang, dan ular, sedangkan gajah diambil gadingnya.
Sumber Daya Mikroba
Di samping sumber daya alam hewan dan tumbuhan terdapat sumber daya alam hayati yang bersifat mikroskopis, yaitu mikroba. Selain berperan sebagai dekomposer (pengurai) di dalam ekosistem, mikroba sangat penting artinya dalam beberapa hal seperti berikut ini :
a. sebagai bahan pangan atau mengubah bahan pangan menjadi bentuk
lain, seperti tape, sake, tempe, dan oncom
b. penghasil obat-obatan (antibiotik), misalnya, penisilin
c. membantu penyelesaian masalah pencemaran, misalnya pembuatan
biogas dan daur ulang sampah
d. membantu membasmi hama tanaman, misalnya Bacillus thuringiensis
e. untuk rekayasa genetika, misalnya, pencangkokan gen virus dengan
gen sel hewan untuk menghasilkan interferon yang dapat melawan
penyakit karena virus.
Rekayasa genetika dimulai Tahun 1970 oleh Dr. Paul Berg. Rekayasa genetika adalah penganekaragaman genetik dengan memanfaatkan fungsi materi genetik dari suatu organisme. Cara-cara rekayasa genetika tersebut antara lain: kultur jaringan, mutasi buatan, persilangan, dan pencangkokan gen. Rekayasa genetika dapat dimanfaatkan untuk tujuan berikut ini :
1. mendapatkan produk pertanian baru, seperti “pomato”, merupakan
persilangan dari potato (kentang) dan tomato (tomat)
2. mendapatkan temak yang berkadar protein lebih tinggi
3. mendapatkan temak atau tanaman yang tahan hama
4. mendapatkan tanaman yang mampu menghasilkan insektisida sendiri.
Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya alam cenderung naik terus, karena:
a. pertambahan penduduk yang cepat
b. perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan sains
dan teknologi.
Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan.
1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang
maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan
agar produktivitasnya tetap berkelanjutan.
2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi
sumber daya alam.
3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang
ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan
pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.
4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber
daya untuk pembaruannya.
b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin
pertumbuhan sumber daya alam hayati.
c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya
dengan daur ulang.
d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses
pembaruannya.
SOAL:
1.Produk
pertanian pomato dapat dihasilkan dari persilangan...
a. Kentang dan Tomat
b. Kentangg
dan Toge
c. Toge dan
Tomat
d. Toge,
Tomat, dan Kentang
2. Dipandang dari
peranannya, hewan dapat digolongkan sebagai berikut, kecuali...
a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer.
b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera.
c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu
a. Sumber pangan, antara lain sapi, kerbau, ayam, itik, lele, dan mujaer.
b. Sumber sandang, antara lain bulu domba dan ulat sutera.
c. Sumber obat-obatan, antara lain ular kobra dan lebah madu
d.
Dapat menjadi teman bermain, antara lain srigala dan harimau
3.
SDA yang tidak dapat diperbaharui adalah kecuali...
a. minyak
b.
sungai
c.
tumbuh-tumbuhan
d.
Hewan
4.
Sumber minyak terbanyak di indonesia terdapat di daerah...
a.
Medan
b.
Jakarta
c.
Bogor
d.
Aceh
5. Mengapa
masyarakat di Aceh ingin membuat negara sendiri atau ingin merdeka..?
a. Karena mereka tidak dapat merasakan hasil SDA yang ada di
daeraah mereka
b. Karena
sudah merasa bisa menjadi negara tersendiri
c. Karena
mereka ingin seperti timor timor
d. Karena
mereka ingin menjayakan ACEH
PRODUK DOMESTIK BRUTO PERTUMBUHAN
DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
A . PRODUK
DOMESTIK BRUTO
PDB
diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di
dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB
berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi
dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung
total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu
dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya,
PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.
PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui 3 pendekatan,yaitu :
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
3. Pendekatan Pendapatan
1.Pendekatan Produksi
PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui 3 pendekatan,yaitu :
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
3. Pendekatan Pendapatan
1.Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari semua sektor produksi. Lalu, besarnya nilai produksi diperoleh dari mana ?
Besarnya
nilai produksi (angka-angka PDB) diperoleh dari :
nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu sesuai dengan ISIC (International Standard Industrial Classification)
sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
1.Sektor Primer
2.Sektor Sekunder
3.Sektor Tersier
Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs = OPs - IPs
Sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB = VAsp + VAss + VAst
2.Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari unit/komponen2 ekonomi, yaitu:
Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C
Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto =I
Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) =G
Expor – Impor =( X – M )
Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional, sering di formulasikan dalam persamaan sbb:
PDB = C + I + G + ( X – M)
3.Pendekatan Pendapatan
diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa bruto (blm dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu sesuai dengan ISIC (International Standard Industrial Classification)
sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
1.Sektor Primer
2.Sektor Sekunder
3.Sektor Tersier
Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs = OPs - IPs
Sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB = VAsp + VAss + VAst
2.Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari unit/komponen2 ekonomi, yaitu:
Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C
Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto =I
Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah) =G
Expor – Impor =( X – M )
Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional, sering di formulasikan dalam persamaan sbb:
PDB = C + I + G + ( X – M)
3.Pendekatan Pendapatan
diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa bruto (blm dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
B .
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Di dalam Garis Besar Haluan Negara
(GBHN), dinyatakan secara eksplisit bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah
satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tingkat kesejahteraan masyarakat,
dilihat dari aspek ekonominya, dapat diukur dengan pendapatan nasional (PN) per
kapita. Untuk mendapatkan PN, pertumbuhan ekonomi, diukur dengan pertumbuhan
PDB, menjadi salah satu target penting yang harus dicapai dalam pembangunan
ekonomi.
A. PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Arti Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap
tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah
setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.
2. Konsep Pendapatan Nasional
Ada dua arti PN, yakni arti luas dan arti sempit.
Dalam arti sempit, PN sadlah PN. Sedangkan dalam arti luas, PN dapat merujuk ke
PDB, atau merujuk ke produk nasional bruto (PNB), atau ke produk nasional neto
(PNN).
PDB dapat diukur dengan tiga macam pendekatan, yaitu
pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dua
pendekatan pertama tersebut adalah pendekatan dari sisi penawaran agregat,
sedangkan pendekatanpengeluaran adalah penghitungan PDB dari sisi permintaan
agregat. Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah sisi nilai output
(NO) dari semua sektor ekonomi atau lapangan usaha.
PDB = ∑ NO
Sedangkan melalui pendekatan pendapatan, PDB adalah
jumlah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi di masing-masing sektor, seperti tenaga kerja
(gaji/upah), pemilik modal (bunga/hasil investasi), pemilik tanah (hasil
jual/sawa tanah), dan pengusaha (keuntungan bisnis/perusaan).
PDB = NTB1 + NTB2 + ....NTB9
Adapun menurut pendekatan pengeluaran, PDB adalah
jumlah dari semua komponen dari permintaan akhir, yakni pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan lembaga swata non-profit oriented (C), pembentukan
modal tetap domestik bruto, termasuk perubahan stok (I), pengeluaran konsomsi
pemerintah (G), ekspor (X), dan impor (M).
PDB = C + I + G + X –M
3. Sumber-Sumber Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan
permintaan agregat (AD) dan pertumbuhan penawaran agregat (AS). Dari sisi AD,
peningkatan AD di dalam ekonomi bisa terjadi karena ON, yang terdiri atas
permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah meningkat.
4. Teori-Teori dan Model-Model pertumbuhan
a. Teori Klasik
Beberapa teori klasik antara lain sebagai berikut.
1) Teori Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini, ada tiga faktor penentu proses
produksi/pertumbuhan, yakni SDA, SDM (sumber daya Manusia), dan barang modal
2) Teori Pertumbuhan David Ricardo
Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
SDA (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang
menghasilkan jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah
tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah, di atas atau di bawah
tingkat upah alamiah (atau minimal). David ricardo juga melihat adanya
perubahan teknologi yang selalu terjadi.
3) Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Menurutnya, ukuran keberhasilan pembangunan suatu
perekonomian adalah kesejahteraan negara, yakni jika PNB poteensialnya
meningkat. Sektor yang dominan adalah pertanian dan perindustrian.
4) Teori Marx
Marx membuat lima tahapan perkembangan sebuah
perekonomian, yakni: (a) perekonomian komunal primitif; (b) perekonomian
perbudakan; (c) perekonomian feodal; (d) perekonomial kapitalis; dan (e)
pereokonomial sosialis. Tititk kritis dari teori Marx ini adalah adalah pada
transisi dari perekonomian kapitalis ke perekonomian sosialis.
Jika dirangkum teori-teori klasik ini, maka ada dua
hal penting yang membedakannya dengan teori-teori lainnya yang muncul setelah
itu, yakni:
1) Faktor-faktor
produksi utama adalah tenaga kerja, tanah, dan modal
2) Peran
teknologi dan ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas dari tenaga kerja dan
dari input-input produksi lainnya terhadap pertumbuhan output tidak mendapat
perhatian secara ekplisit atau dianggap konstan (teknologi dianggap suatu
koefisien yang tetap, tidak berubah).
b. Teori Neo-Keynes
Teori neo-Keynes adalah modal dari Harrod dan Domar
yang mencoba memperluas teori Keynes mengenai keseimbangan pertumbuhan ekonomi
dalam perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari investasi, baik
pada AD maupun pada perluasan kapasitas produksi AS, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
c. Teori Neo-Klasik
Beberapa model neo-klasik adalah antara lain sebagai
berikut.
1) Model Pertumbuhan A. Lewis
Model ini dikenal dengan sebutan suplai tenaga kerja
yang tidak terbatas adalah satu di antara model neo-klasik yang meneliti gejala
di negara-negara berkembang (NSB). Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi
dimulai di sebuah NSB yang mempunyai dua sektor dengan sifat yang berbeda,
yakni prtanian tradisional yang subsistem di pedesaan dan industri yang modern
di perkotaan.
2) Model Pertumbuhan Paul A. Baran
Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan dan
stagnasi ekonomi. Menurut Baran, proses kapitalisme di NSB berbeda dengan yang
terjadi di NM (negara maju). Di NM, proses kapitalisme yang memakan waktu cukup
panjang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(a)
Pertumbuhan
ekonomi (atau produksi) meningkat bersamaan dengan perpindahan masyarakat
petani dari pedesaan ke industri di perkotaan.
(b)
Peningkatan
produksi barang dan jasa berbarengan dengan terjadinya pembagian dan
spesialisasi kerja.
Sedangkan, di NSB proses akumulasi
modal tidak terjadi. Yang terjadi justru sebaliknya, yaitu modal asing yang
datang ke NSB justru mengambil surplus ekonomi yang terjadi, sehingga kapital
yang ada justru berkurang, dan masyarakat menjadi miskin karena tidak menikmati
surplus tersebut.
3) Teori Ketergantungan Neokolonial
Dasar pemikiran dari teori ini adalah bahwa
pembangunan ekonomi di NSB sangat tergantung pada NM, terutama dalam investasi
langsung (PMA) di sektor pertambangan dan impor barang-barang produksi.
4) Model Pertumbuhan WW. Rostow
Menurut rostow, pembangunan ekonomi di manapun juga
merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat
terbelakang ke masyarakat maju.
5) Model Pertumbuhan Solow
Model pertumbuhan solow adalah penyempurnaan model
pertumbuhan Harrod-Domar. Dalam model Solow, proporsi faktor produksi di
asumsikan dapat berubah (jumlah kapital dan tenaga kerja atau rasio dari kedua
faktor ini dalam sebuah proses produksi/produk tidak harus konstan, atau bisa
saling mensubstitusikan) dan tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga bisa
berubah.
d. Teori Modern
Dalam teori modern ini, faktor-faktor produksi
yang krusial tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal, tetapi juga kualitas
SDM dan kemajuan teknologi, kewirausahaan, bahan baku dan material. Bahkan
dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dunia saat ini, kua;itas SDM dan
teknologi merupakan dua faktor dalam satu paket yang menjadi penentu utama
keberhasilan suatu bangsa/negara.
B. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA SEJAK ORDE BARU
HINGGA PASCA KRISIS
Melihat kondisi pembangunan ekonomi Indonesia selama
pemerintahan orde baru (sebelum krisis 1997) dapat dikatakan bahwa Indonesia
telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang spektakuler, paling tidak
pada tingkat makro. Dua di antaranya yang umum digunakan adalah tingkat PN per
kapita dan laju pertumbuhan PDB per tahun.
Resensi ekonomi dunia yang terutama disebabkan oleh
rendahnya laju pertumbuhan PDB atau PN di NM, yang secara bersama mendominasi
perdagangan dunia, mengakibatkan lemahnya permintaan dunia terhadap
barang-barang ekspor dari Indonesia, yang selanjutnya dapat menyebabkan defisit
saldo neraca perdagangan.
Pada awalnya, salah satu faktor penting yang
menyebabkan merosotnya kegiatan invertasi di dalam negeri selama masa krisis,
seperti juga di negara-negara Asia lain yang terkena krisis (Korea Selatan dan
Thailand), adalah karena kerugian besar yang di alami oleh banyak perusahaan
swata akibat depresiasi rupiah yang besar, sementara uang luar negeri nya dalam
mata uang dolas AS tidak dilindungi (hedging) sebelumnya dengan kurs tertentu
di pasar berjangka waktu ke depan (forward).
C. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Ada kecenderungan (dapat dilihat sebagai suatu
hipotesis) bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang membuat semakin
tinggi pendapatan masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan struktur
ekonomi, dengan asumsi faktor-faktor penentu lain mendukung proses, seperti
manusia (tenaga kerja), bahan baku, dan teknologi tersedia.
1. Teori dan Bukti Empiris
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur lewis (teori
migrasi) dan Hollis chenery (teori transformasi struktural).
Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses
pembangunan eokonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Dalam teorinya,
Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi
dua, yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor
pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor
utama.
Teori Chenery, dikenal dengan teori pattern of
development, memfokuskan peda perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan
ekonomi di NSB, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional
(subsistens) ke sektor industri sebagai mesin utama penggerak pertumbuhan
ekonomi.
Di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang
(NSB), banyak negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga
dekade terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya berbeda antar negara. Variasi
ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam jumlah faktor internal seperti
berikut.
a. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
(basis ekonomi)
Suatu negara yang awal pembangunan
ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar, seperti
mesin,besi dan baja yang relatif kuat akan mengalami proses industrialisasi
yang lebih cepat dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri
ringan, seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan mimuman.
b. Besarnya pasar dalam negeri
Besarnya pasar domestik ditentikan oleh kombinasi
antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita.
c. Pola distribusi pendapatan
Walaupun tingkat pendapatan rata-rata perkapita naik
pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan pendapatan tersebut
tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industri-industri selain
industri-industri yang membuat barang-barang sederhana makanan dan minuman.
Sepatu dan pakaian jadi (tekstil).
d. Karakteristik dari industrialisasi
Cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industri
yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri,
dan insentif yang diberikan.
e. Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa yang kaya SDA mengalami
pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat melakukan industrialisasi
atau tidak berhasil melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan struktur)
daripada negara yang miskin SDA.
f. Kebijakan perdagangan luar negeri
Fakta menunjukan bahwa di negara yang menerapkan
kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola dan hasil industrialisasinya
berbeda dibandingkan di negara-negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka
(outward looking).
2. Kasus Indonesia
Kalau dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru
hingga sekarang, dapat dikatakan bahwa proses perubahan struktur ekonomi
Indonesia cukup pesat. Namun demikian, penurunan rasio output pertanian
terhadap PDB tersebut tidak berarti bahwa volume produksi di sektor tersebut
berkurang selama periode tersebut (pertumbuhan rata-rata per tahun negatif).
Penurunan tersebut disebabkan oleh laju pertumbuhan
output (rata-rata per tahun total) di sektor tersebut relatif lebih rendah
dibandingkan laju pertumbuhan output dari sektor industri.
D. KRISIS EKONOMI 1997/1998
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menjelang akhir
tahun 1997 dan mencapai klimaksnya pada tahun 1998 sangat memukul perekonomian
Indonesia. Pada tahun 1998 PDB merosot tajam hingga 13% yang membuat pendapatan
per kapita juga menurun drastis. Merosotnya PDB hingga 13% bukan suatu hal yang
kecil, mengingat bahwa sepanjang sejarah Indonesia sejak 1945 hingga 1996
ekonomi Indonesia belum pernah mengalami PDB hingga 13%.
Dari sisi suplai, sektor industri manufaktur dan
sektor konstruksi (bangunan), yang pada era orde baru bukan saja berkembang
sangat pesat, tetapi juga sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi juga
mengalami penurunan produksi yang signifikan. Krisis ekonomi tersebut diawali
oleh krisis keuangan dan yang terakhir ini disebabkan oleh krisis rupiah.
Menjelang pertengahan 1997, ekonomi dari negara-negara
Asia , khususnya Indonesia, Thailand, Malaysia, dan korea Selatan, mulai
menunjukkan kecenderungan memanas, yang salah satu tandanya adalah laju inflasi
yang mulai merangkak naik. Dan menjelang tahun 1998 semakin defisit dan ini
biasanya menimbulkan kenaikan utang, khususnya dari luar negeri.
Langkah-langkah yang harus diambil agar krisis serupa
tidak terulang lagi adalah sebagai berikut:
(1) Ekspor
diperkuat,
(2) Ketergantungan
pada ULN, impor, dan investasi jangka pendek atau yang bermotivasi
spekulasi dihilangkan,
(3) Sektor
perbankan diperkuat,
(4) Menerapkan
kembali mekanisme penentuan kurs berdasarkan sistem bebas terkendali, dan
(5) Menyiapkan
cara/kebijakan penanggulangan krisis yang bagus dengan memerhatikan semua
faktor yang secara teori sangat memungkinkan munculnya suatu krisis serupa.
C.
PERTUMBUHAN EKONOMI SELAMA ORDE BARU SMPAI SAAT INI
Era Orde Lama berlalu digantikan Orde Baru. Ibarat lain
padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Demikian juga terjadi dalam
dunia pemerintahan negara Indonesia. Orde Baru, yang dimotori oleh Jenderal
Soeharto yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia kedua, muncul dengan
slogan barunya: “bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen”. Kalimat sakti mandraguna tersebut telah berhasil menyihir seluruh
lapisan masyarakat yang rindu dengan pemerintahan yang benar-benar berdasarkan
konstitusi dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila tidak hanya dalam
kehidupan bermasyarkat tetapi juga dalam sistim pemerintahan negara.
Setidaknya, melalui sosialisasi jargon Orde Baru tersebut, rekatan persatuan
dan kesatuan antar elemen masyarakat yang terdiri dari ratusan suku bangsa dapat
lebih kuat sehingga mengurangi hayalan disintegrasi bangsa untuk sementara
waktu.
Langkah pemerintahan Soeharto
yang fokus kepada usaha pemenuhan kebutuhan pokok rakyat melalui
program-program pembangunan lima tahunan, telah secara signifikan meningkatkan
integrasi nasional yang semakin hari semakin kuat di antara sesama anak bangsa.
Program asimiliasi dan perkawinan campuran antar suku dan etnis, termasuk di
kalangan Tionghoa, telah membuka sekat-sekat perbedaan di antara berbagai
komponen bangsa untuk bersatu, yang pada gilirannya dapat mempertinggi
ketahanan nasional negara Indonesia. Program transmigrasi yang diperkirakan
telah membaurkan puluhan juta penduduk etnis Jawa-Madura-Bali ke hampir semua
komunitas di seantero nusantara juga menjadi salah satu kunci keberhasilan
kepemimpinan nasional di bawah kendali Soeharto dalam menciptakan persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.
Dalam mengatasi pergolakan bernuansa disitengrasi,
pemerintahan Orde Baru lebih mengedepankan gaya militer-otoriteristik melalui
berbagai strategi yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Bahkan untuk
membasmi tindak kriminalitas dan premanisme, pimpinan nasional saat itu
menerapkan pola penghilangan paksa ala militer melalui satuan khusus bawah tanah,
petrus (penembak misterius) yang menghasilkan matius (mati misterius).
Keberadaan Kopkamtib (Komando Operasional Pemulihan Keamanan dan Ketertiban)
dan Kantor Sosial Politik di daerah-daerah menjadi alat “pengamanan” yang
difungsikan tidak hanya sebagai strategi preventif-represif tapi juga sebagai
komponen petugas penindakan dan recovery terhadap tindakan yang mengarah kepada
pengancaman ketahanan nasional. Di masa Orde Baru, tingkat stabilitas ketahanan
nasional dikategorikan sangat mantap. Orde Baru harus berakhir, digantikan
dengan Orde Reformasi sejak 1998 dan masih berjalan hingga saat ini. Pada kurun
waktu 13 tahun masa Reformasi ini, telah muncul silih berganti 4 presiden di
republik ini, Baharuddin Jusuf Habibi, Abdul Rahman
Wahid, Megawati Soekarnoputra, dan Susilo Bambang Yudhonono. Dalam
kaitannya dengan ketahanan nasional, buah pahit era Orde Reformasi berupa
lepasnya Provinsi Ke-27 Timor Timur (yang salah satu gubernurnya Abilio Soares
adalah alumnus Lemhannas) dan berpindahnya dua pulau, Sipadan dan Ligitan ke
wilayah kekuasaan negara Malaysia, dapat dijadikan cerminan awal lemahnya
kepemiminan nasional Indonesia di era ini. Pertanyaan mendasar yang perlu
direnungkan bersama adalah masihkan kita dapat mengharapkan kepemimpinan
nasional saat ini mampu meningkatkan dan mempertahankan ketahanan nasional
dalam kaitannya dengan penjagaan keutuhan NKRI? Dengan kata lain, bagaimanakah
efektivitas kepemimpinan nasional di era reformasi terhadap peningkatan
ketahanan nasional? Persoalan utama ini tentunya amat menarik untuk dijadikan
bahan kajian dan analisis dalam rangka menginspirasi setiap anak bangsa,
teristimewa para pemimpin nasional, dalam mencari formula kepemimpinan nasional
yang baik, efektif dan efisien di masa mendatang. Pada masa krisis ekonomi,
ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian disusul dengan era
Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa ini tidak
hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan
ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa
mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.
Pemerintahan presiden BJ.Habibie
yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam
dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan
stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun,
belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari
keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru
harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs
rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan
kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh
presiden Megawati.
Masa kepemimpinan Megawati
Soekarnoputri mengalami masalah-masalah yang mendesak untuk dipecahkan
adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh
untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
- Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
- Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan
korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali
untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan
nasional.
Keadaan beberapa aspek-aspek
pemerintahan asa sekarang
Masa Kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono terdapat kebijakan kontroversial yaitu mengurangi
subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar
belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke
subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat.Kebijakan kontroversial pertama itu
menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT)
bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan
pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.Kebijakan yang ditempuh untuk
meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur
massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing
dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya
Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang
mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.Pada pertengahan bulan
Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF sebesar 3,2
miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti
agenda-agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri. Namun wacana untuk
berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa
kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah
penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005 menjadi 39,05
juta jiwa pada bulan Maret 2006.Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara
lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang
(perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil
kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan
terlalu kental, sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja Negara dan daya
serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu sisi pemerintah
berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi dalam
negeri masih kurang kondusif.Pada masa Reformasi ini proses pembangunan
nasional memang sudah demokratis dan sudah memerankan fungsi pemerintah
daerah dalam menjalankan pasipartisi rakyat daerahnya. Dengan peluang otonomi
daerah telah memberikan sumbangsi yang besar terhadap proses percepatan
pembangunan nasional dan juga menjaminnya sistem demokrasi yang merakyat.
Kesimpulan
Proses pembangunan nasional merupakan suatu kegiatan
yang terus menerus dan menyeluruh dilakukan mulai dari penyusunan suatu
rencana, penyususnan pogram, kegiatan pogram, pengawasan sampai pada pogram
terselesaikan.
Dari penjelasan diatas sebagai arah perjalanan
pembangunan Indonesia, arah tersebut telah menciptakan berbagai
pembaharuan-pembaharuan untuk terus menuju ke kesejahteraan rakyat.
Catatan-catatan diatas ini tidak lain dimaksudkan agar setiap tindakan
pembangunan secara langsung atau tidak lansung dilaksanakan demi meningkatkan
kecerdasan dan kemakmuran rakyat banyak. Khususnya dalam meningkatkan perekonomian
Indonesia yang lebih baik.Sistem kebijakan pembangunan di Negara Indonesia
sudah menunjukkan perbaikan ke arah yang lebih demokratis ada pasca Reformasi.
Paling tidak ada masa reformasi ini, semua proses pembangunan baik pusat maupun
daerah dituntut supaya harus melibatkan publik dalam proses perencanaan,
pelaksanaan hingga pengawasannya.Artinya partisipasi aktif masyarakat sipil
sangat diperlukan dalam proses pembangunan negara baik di tingkat pusat maupun
daerah provinsi, kabupaten/kota, distrik dan kampung. Hal ini menuntut
kesadaran dan semangat masyarakat sipil seutuhnya sebagai warga negara dan
bangsa Indonesia yang turut bertanggung jawab dalam proses pembangunan.Dari
Orde Lama hingga era Reformasi pembangunan Indonesia terus menciptakan suasana
yang kondusif, damai, aman, dan sejahtera. Dari segi birokrasi perubahan
periode ke periode selanjutnya semakin menonjol peran masyarakat dalam
pembangunan republik ini.
Kritik & Saran
Pergolakan pembangunan Indonesia telah menciptakan
urgensi-urgensi kehidupan yang mendera perekonomian Indonesia, bahkan berbagai
persoalan konflik elit politik terjadi belum bias terealisasikan sampai saat
ini. Persoalan-persoalan ini terjadi tentu berdampak besar pada proses
perencanaan pembangunan kearah yang lebih baik, namun pada penulisan ini perlu
disampaikan bahwa taraf perekonomian Indonesia masih jauh dari yang kita
harapkan, warisan hutang luar negeri masih harus dibayar.Mungkin dalam hal ini,
kita sebagai penerus bangsa harus mampu dan terus bersaing dalam mewujudkan
Indonesia bebas dari kemiskinan, harga diri bangsa Indonesia adalah mencintai
dan menjaga aset Negara untuk dijadikan simpanan buat anak cucu kelak. Dalam
proses pembangunan bangsa ini harus bisa menyatukan pendapat demi kesejahteraan
masyarakat umumnya
D. FAKTOR
FAKTOR PENENTU PROSFEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonom
Indonesia, secara umum adalah :
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan negara
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan negara
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
struktur perkonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder, dan tersier. Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor nonprimer sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.
Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern.
Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional.
Ada beberaoa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain:
Ø Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
Ø Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
Ø Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
Ø Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan.
Ø Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi.
Ø Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus.
Ø Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah.
Ø Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
struktur perkonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder, dan tersier. Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor nonprimer sebagai motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.
Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern.
Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional.
Ada beberaoa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain:
Ø Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
Ø Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
Ø Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
Ø Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan.
Ø Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi.
Ø Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus.
Ø Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah.
Ø Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
Faktor yang Mempengaruhi Investasi dalam Perekonomian
Suatu Negara.
Investasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun ada berbagai pertimbangan yang dirasa perlu oleh para investor yang membuat harapan masuknya investasi, terutama investasi asing terkadang masih sulit untuk diwujudkan di Indonesia.
Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 1993, 183 Investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan. Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain:
Faktor kestabilan perekonomian negara
Faktor kestabilan perekonomian, merupakan salah satu pertimbangan yang penting dalam melakukan investasi. Kabar baiknya adalah bahwa Indonesia, menurut Kepala Ekonom DBS Bank David Carbon, saat ini menjadi salah satu negara sasaran investasi yang ideal karena memiliki struktur perekonomian yang cenderung stabil.
Faktor perubahan dan perkembangan teknologi
Sedangkan faktor kemajuan teknologi juga penting dalam meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara akan memberikan peluang lebih besar pula untukdapat mendorong masuknya lebih banyak investasi.
Faktor tingkat suku bunga
Mengenai tingkat suku bunga. Faktor ini juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu negara. Apabila di suatu negara tingkat suku bunganya rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi karena kredit dari bank masih menguntungkan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya apabila tingkat bunga tingginya, maka investasi dari kredit bank pun akan tidak menguntungkan.
Faktor prospek ekonomi di masa datang
Faktor prospek ekonomi di masa datanglah yang merupakan faktor yang paling mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian suatu negara. Tidak dapat dipungkiri, harapan untuk adanya suatu peningkatan aktivitas perekonomian di masa datang merupakan salah satu faktor penentu untuk para investor dalam melakukan atau tidaknya suatu investasi. Jika diperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas perekonomian di masa yang akan datang, maka investor kemungkinan besar tidak akan menyia-nyiakan peluang yang memungkinkan untuk meraih keuntungan lebih besar di masa yang datang.
Pengaruh Nilai Tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded goods)relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
Investasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun ada berbagai pertimbangan yang dirasa perlu oleh para investor yang membuat harapan masuknya investasi, terutama investasi asing terkadang masih sulit untuk diwujudkan di Indonesia.
Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 1993, 183 Investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan. Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya, antara lain:
Faktor kestabilan perekonomian negara
Faktor kestabilan perekonomian, merupakan salah satu pertimbangan yang penting dalam melakukan investasi. Kabar baiknya adalah bahwa Indonesia, menurut Kepala Ekonom DBS Bank David Carbon, saat ini menjadi salah satu negara sasaran investasi yang ideal karena memiliki struktur perekonomian yang cenderung stabil.
Faktor perubahan dan perkembangan teknologi
Sedangkan faktor kemajuan teknologi juga penting dalam meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara akan memberikan peluang lebih besar pula untukdapat mendorong masuknya lebih banyak investasi.
Faktor tingkat suku bunga
Mengenai tingkat suku bunga. Faktor ini juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu negara. Apabila di suatu negara tingkat suku bunganya rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi karena kredit dari bank masih menguntungkan untuk mengadakan investasi. Sebaliknya apabila tingkat bunga tingginya, maka investasi dari kredit bank pun akan tidak menguntungkan.
Faktor prospek ekonomi di masa datang
Faktor prospek ekonomi di masa datanglah yang merupakan faktor yang paling mempengaruhi tingkat investasi dalam perekonomian suatu negara. Tidak dapat dipungkiri, harapan untuk adanya suatu peningkatan aktivitas perekonomian di masa datang merupakan salah satu faktor penentu untuk para investor dalam melakukan atau tidaknya suatu investasi. Jika diperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas perekonomian di masa yang akan datang, maka investor kemungkinan besar tidak akan menyia-nyiakan peluang yang memungkinkan untuk meraih keuntungan lebih besar di masa yang datang.
Pengaruh Nilai Tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran / alokasi modal pada investasi.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded goods)relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
PengaruhTingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
Di Indonesia kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar biasanya akan diikuti dengan kenaikan tingkat suku bunga perbankan. Dapat dipahami, dalam upayanya menurunkan tingkat inflasi yang membumbung, pemerintah sering menggunakan kebijakan moneter uang ketat (tigh money policy). Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
Di Indonesia kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar biasanya akan diikuti dengan kenaikan tingkat suku bunga perbankan. Dapat dipahami, dalam upayanya menurunkan tingkat inflasi yang membumbung, pemerintah sering menggunakan kebijakan moneter uang ketat (tigh money policy). Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
Pengaruh Infrastruktur
Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan makro-ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat bunga.
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga kerja yang selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya gairah ekonomi masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan makro-ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat bunga.
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga kerja yang selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya gairah ekonomi masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah disini adalah meliputi semua pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi yang memiliki tujuan untuk mendukung kegiatan roda perekonomian agar berjalan lebih baik dan bersemangat. Peran pemerintah seperti dikemukakan oleh Keynes sering kali diperlukan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian
Pengeluaran pemerintah disini adalah meliputi semua pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi yang memiliki tujuan untuk mendukung kegiatan roda perekonomian agar berjalan lebih baik dan bersemangat. Peran pemerintah seperti dikemukakan oleh Keynes sering kali diperlukan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian
E . PERUBAHAN
STRUKTUR EKONOMI
Chenery
mengatakan bahwa perubahan struktur ekonomi disebut sebagai transformasi
struktur yang diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait
satu sama lain dalam komposisi agregat demand (AD), ekspor-impor (X-M). Agregat
supplay (AS) yang merupakan produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi
seperti tenaga kerja dan modal guna mendukung proses pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang berlanjut (Tambunan, 2003).
Ada dua
teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi,
yakni dari Arthur Lewis tentang teori migrasi dan hoilis chenery tentang teori
transportasi struktural. Teori Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan
ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan dan daerah perkotaan.
Dalamnya
Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi
menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sector
pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sector
utama. Karana perekonomiannya masih bersifat tradisional dan sub sistem, dan
pertumbuhan penduduk yang tinggi maka terjadi kelebihan supplay tenaga kerja.
Struktur Perekonomian Indonesia
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur agraris (agricultural), industri (industrial), niaga (commercial) hal ini tergantung pada sector apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara yang bersangkuatan.
Pergeseran
struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara
keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur
perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan
modern.
Struktur
perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa
1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD
sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia.
Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian
berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui
GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam
perekonomian nasional.
Struktur
ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan
keputusan. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya dapat
dikatakan bahwa struktur perekonomian selama era pembangunan jangka panjang
tahap pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistik,
pembuatan keputusan (decision-making) lebih banyak ditetapkan pemerintah pusat
atau kalangan atas pemerintan.
SOAL:
1. Keadaan yang menunjukkan adanya peningkatan produk
domestik bruto suatu negara atau masyarakat, ialah pengertian dari…
A.
Pertumbuhan
B.
Pembangunan
C. Pertumbuhan Ekonomi
D.
Pembangunan Ekonomi
2. Tujuan utama dari Pembangunan Ekonomi ialah…
A.
Pemenuhan kebutuhan dasar
B.
Peningkatan standar hidup
C.
Pemenuhan keinginan
D.
Mewujudkan keadilan dan kemakmuran
3.
Melalui pendekatan pengeluaran, maka besarnya pendapatan nasional suatu negara
secara
matematis dapat dihitung dengan cara ……..
A . Y = (P 1 x Q 1) + (P 2 x Q 2) + … (Pn x Qn)
B . Y = a + by
C . Y = r + w + I + n
D . Y = C + I + G + ( x – m )
matematis dapat dihitung dengan cara ……..
A . Y = (P 1 x Q 1) + (P 2 x Q 2) + … (Pn x Qn)
B . Y = a + by
C . Y = r + w + I + n
D . Y = C + I + G + ( x – m )
4. Usaha untuk memajukan kehidupakan masyarakat dan
warganya, ialah pengertian dari…
A.
Pertumbuhan
B.
Pembangunan
C.
Pembangunan Ekonomi
D.
Perumbuhan Ekonomi
5. 1. Pereokonomian Tradisional
2.
Perekonomian Transisi
3. Rumah
Tangga Tertutup
4.
Perekonomian Matang
5. Rumah
Tangga Kota
6. Rumah
Tangga Bangsa
7. Rumah
Tangga Dunia
Dari pernyataan diatas, manakah yang termasuk kedalam
tahap-tahap pertumbuhan Ekonomi menurut Teori W.W.Rostow
A. 1, 2, 3, dan 5
B.
2, 4, 6, dan 7
C.
2, 3, 5, dan 7
D. 1, 2, dan 4