FUNGSI LINEAR 2
Fungsi
Linear adalah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat
satu. Persamaan Linear adalah persamaan yang mempunyai bentuk umum ax + b = 0
dimana a dan b merupakan bilangan real dan x adalah suatu variabel.
1.
Fungsi Konsumsi
dan Tabungan
Dalam
ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan
(pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni
dikonsumsikan dan ditabung. Jika pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan
konsumsi dan tabungan masing-masing dilambangkan dengan C dan S, maka kita
dapat merumuskan kesamaan :
Y = C + S
Keterangan
:
Y
= Pendapatan Nasional
C
= Konsumsi
S
= Tabungan
Baik
konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan sebagai
fungsi linear dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan
pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan semakin besar pula konsumsi dan
tabungannya. Sebaliknya, apabila pendapatan berkurang, konsumsi dan tabungan
pun akan ikut berkurang.
1.1 Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan
antara konsumsi dan pendapatan nasional, yang dirumuskan sebagai berikut :
C = f(Y) = a + bY
Dimana :
a = Konsumsi otonom
b = MPC = DC / DY
Konstanta
‘a’ menunjukkan besarnya konsumsi nasional pada pendapatan nasional sebesar
nol, mencerminkan konsumsi nasional minimum yang pasti ada atau harus tersedia,
meskipun pendapatan nasionalnya nol. Sedangkan koefisien ‘b’ mencerminkan
besarnya tambahan konsumsi sebagai akibat adanya tambahan pendapatan nasional
secara tertentu.
1
Contoh
Soal :
Pada
saat pendapatan nol, pak wardiman hanya mengonsumsi sebesar 1000 dengan MPC
0.75. Bentuk lah fungsi konsumsinya dan hitunglah Besar konsumsi pak wardiman
ketika pendapatan pak wardiman sebesar Rp 200.000,00? Analisis!
Diketahui : a = 1000
b = 0.75
Y = 200000
Ditanya : a) f(C)
b) Besar “C” Ketika “Y” 200000
Jawab :
a)
C = a +
bY
=
1000 + 0.75Y
b)
C = 1000 + 0.75 ( 200000 )
= 1000 + 150000
= 151000
Analisis : Dengan ‘b’ sebesar 0.75 dan ‘a’
sebesar 1000 maka fungsi konsumsi = 1000 + 0.75Y, Dan ketika Y ( Pendapatan
Nasional ) Pak Wardiman 200000, maka esarnya konsumsi pak Wardiman sebesar 151000.
1.2 Fungsi Tabungan
Fungsi
tabungan menjelaskan hubungan antara tabungan dengan pendapatan nasional, yang
dirumuskan sebagai berikut :
S = g (Y) = S0 + sY
Dimana :
S0 = Tabungan
Otonom
s = MPS = (DS / DY)
Persamaan
fungsi tabungan dapat pula diturunkan dengan memanfaatkan kesamaan Y = C + S.
Y = C + S Û S = Y – C
S = Y – a +
bY Sebab C = a + bY
S = - a + (
1 – b ) Y
2
Jadi,
S0
+
sY = S = - a + ( 1 – b ) Y
Dapat disimpulkan bahwa :
S = - a
s = 1 – b Þ b + s = 1
MPS = 1 – MPC Þ MPC
+ MPS = 1
Konstanta
S0 menunjukkan
besarnya tabungan ketika pendapatan nasional sebesar nol. Sedangkan, koefisien
s (MPS) menunjukkan besarnya tambahan tabungan ketika adanya tambahan
pendapatan nasional.
Contoh
soal :
Konsumsi
masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh persamaan C = 30 + 0.8Y. Bagaimana
fungsi tabungannya? Berapa besarnya konsumsi jika tabungan sebesar 20?
Analisis!
Diketahui : C = 30 + 0.8Y
S = 20
Dintanya : a) g (S)?
b)Besar Konsumsi Ketika tabungan 20?
Jawab :
S = Y + C Jika S = 20
= Y (30 + 0.8Y) 20
= 30 + 0.2Y
= Y – 30 – 0.8Y 50
= 0.2Y Þ Y = 250
= -30 + 0.2Y Maka
C = Y – S = 230
Analisis
: Fungsi tabungan suatu negara dengan persamaan C = 30 + 0.8Y adalah S = -30 +
0.2Y, dan besarnya konsumsi jika tabungan sebesar 20 adalah 230.
2.
Pendapatan
Disposibel
Pendapatan
nasional pada dasarnya merupakan penjumlahan total dari pendapatan semua sektor
di dalam satu negara. Pembayaran- pembayaran khusus yang bersifat ekstra bagi
masyarakat merupakan penerimaan ekstra, dalam ekonomi makro dikenal dengan
sebutan pembayaran alihan (transfer payment), k arena
ia hanya merupakan pengalihan uang dari pemerintah kemasyrakat, bukan merupakan
imbalan langsung atas jasa masyarakat kepada pemerintah dalam tahun yang
berjalan. Sebagai gambaran : jika pendapatan nasional adalah sebesar Y,
3
tetapi
disamping itu pemerintah juga mengeluarkan pembayaran alihan sebesar R, maka
pendapatan disposibelnya menjadi Yd = Y + R.
Berdasarkan
terdapat tidaknya pajak (T) dan pembayaran alihan (R) di dalam perekonomian
suatu negara, besarnya pendapatan disposibel (Yd) masyarakat negara
bersangkutan dapat dirinci sebagai berikut :
·
Dalam
hal tidak terdapatnya pajak maupun pembayaran alihan,
Yd = Y Y = Pendapatan nasional
Yd = Pendapatan
disposibel
·
Dalam
hal hanya terdapat pajak,
Yd = Y – T
·
Dalam
hal hanya terdapat pembayaran alihan,
Yd
= Y
+ R
·
Dalam
hal terdapat pajak maupun pembayaran alihan,
Yd = Y – T + R
Contoh Soal :
Fungsi
konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh C = 30 + 0.8Yd. Jika
pemerintah menerima dari masyrakat pembayaran pajak sebesar 16 dan pada tahun
yang sama memberikan pada warganya pembayaran alihan sebesar 6, berapa konsumsi
nasional seandainya pendapatan nasional pada tahun tersebut sebesar 200? Berapa
pula tabungan nasional? Analisis!
Diketahui : C = 30 + 0.8Yd
T = 16
R = 6
Ditanya : a) Konsumsi nasional
b)Tabungan Nasional
Jawab :
Yd = Y – T + R =
200 – 16 + 6 = 190
C
= 30 + 0.8 Yd S
= Yd + C
= 30 + 0.8 (190) = 182 = 190 – 182 = 8
Analisis
: jadi, besar konsumsi dan tabungan pada persamaan C = 30 + 0.8Y dengan pajak
16 dan pembayaran alihan adalah 182 dan 8.
4
3.
Fungsi Pajak
Pajak
yang dikenakan pemerintah pada warganya bersifat dua macam. Pertama ialah pajak
yang jumlahnya tertentu, tidak dikaitkan dengan pendapatan. Secara matematik, T
= T0 ; kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus sejajar
sumbu pendapatan. Kedua adalah pajak yang penetapannya dikaitkan dengan tingkat
pendapatan, besarnya merupakan proporsi dan persentase tertentu dari
pendapatan. Secara matematik, T = tY; kurva pajaknya berupa sebuah garis lurus
berlereng positif dan bermula titik pangkal.
Secara
keseluruhan, besarnya pajak yang diterima oleh pemerintah adalah T= Yd + tY ; kurva
pajaknya berua sebuah garis lurus berlereng positif dan bermula dari panggal Yd.






0
Y

Contoh
Soal :
Seorang
arsitektur menerima gaji sebesar Rp 4.545.000 per bulan dan mendapat pajak
sebesar 8% setiap bulannya. Setiap bulan pemerintah memungut pajak dari
masyarakt sebesar Rp 954.000. Maka berapa besarnya pajak yang diterima
pemerintah?Analisis!
Diketahui
: Y = 4.545.000
t = 8%
T0 = 954.000
Ditanya : T?
Jawab
:
T
= T0 + tY
T
= 954.000 + 8% (4.545.000)
T
= 954.000 + 363.600
T
= 1.317.600
Analisis
: Dengan gaji 4.545.000 dan pajak yang dikenakan 8%, dan pajak yang dikenakan
kepada masyarakat sebesar 954.000, maka pemerintah menerima pajak sebesar Rp
1.317.600.
5
4.
Fungsi Investasi
Permintaan
akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika investasi dilambangkan
huruf I dan tingkat bunga
dilambangkan dengan huruf i , maka
secara umum fungsi investasi akan dirumuskan sebagai :
I = f ( i ) I0 = investasi
otonom
I
= I0 – p.i i = tingkat bunga
p
= proporsi I terhadap i
Contoh Soal :
Jika
permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 250 – 500i, berapa besarnya
investasi pada saat tingkat bunga bank yang berlaku setinggi 12%? Berapa pula
investasi bila tingkat bunga tersebut 30%?
Diketahui : I = 250 – 500i
i1 = 12%
i2 = 30%
Ditanya : Besar investasi pada bunga 12 % dan
30%
Jawab
:
I
= 250 – 500i
Jika i1 = 12% = 0.12 Jika i2 = 30% = 0.30
I = 250 – 500 (0.12) I = 250
– 500 (0.30)
= 250 – 60 = 190 = 250 – 150 = 100
i










6
Analisis
: maka besarnya investasi pada suku bunga 12% dan 30% pada persamaan I = 250 –
500i adalah 190 dan 100.
5.
Fungsi Import
Impor
suatu negara merupakan fungsi dari pendapatan nasionalnya, dan cenderung
berkorelasi positif. Semakin bsar pendapatan nasional suatu negara, semakin
besar pula kebutuhan atau hasratnya akan barang-barang dari luar negeri,
sehingga nilai impornya pun semakin besar.
M = M0 + mY M0 = impor otonom
Y = pendapatan nasional
m =
Marginal propensity to import = DM
/ ∆Y
Contoh Soal :
Bentuklah
persamaan impor suatu negara bila diketahui otonomnya 25 dan merginal
propensity to importnya 0.05. berapa nilai impornya jika pendapatan nasional
sebesar 600?
Diketahui : M0 = 25
m =
0.05
Y =
600
Ditanya : Nilai impor jika Y = 600 ?
Jawab
:
M
= M0 + mY
M =
25 + 0.05Y
Pada
tingkat Y = 600
M
= 25 + 0.05 (600)
M
= 55




M= M0 + mY
25 M = 25 + 0.05Y

7
Analisis
: jadi nilai impor ketika Y= 600 adalah 55.
6.
Pendapatan
Nasional
Pendapatan
nasional adalah jumlah seluruh keluaran ( barang dan jasa ) yang dihasilkan
oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan pendapatan nasional
dapat dilakukan dengan tiga macam pendekatan yaitu pendekatan produksi,
pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.
Dalam hal ini
terdapat tiga macam model perekonomian. Yang pertama ialah 2 sektor, yaitu
sektor rumah tangga dan sektor badan usaha; tidak terdapat sektor pemerintah
dan sektor perdagangan luar negeri. Kedua ialah model perekonomian tertutup;
perekonomian terdiri dari 3 sektor, yaitu sektor rumah tangga, badan usaha dan
sektor pemerintah; tidak terdapat sektor perdagangan dengan luar negeri. Ketiga
adalah model peremkonomian terbuka; perekonomian terdiri dari 4 sektor yang
mencakup sektor rumah tangga, badan usaha, pemerintah, dan perdagangan luar
negeri.
Dengan demikian,
kesamaan pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran adalah:
Y = C + I Untuk
perekonomian 2 sektor ( sederhana )
Y = C + I + G Untuk
perekonomian 3 sektor ( tertutup )
Y = C + I + G + ( X – M
) Untuk perekonomian 4 sektor (
terbuka )
Beberapa
variabel dalam kesamaan pendapatan nasional diatas berupa konstanta ( disebut
variabel eksogen ) atau berupa fungsi ( disebut variabel endogen ), tergantung
pada data yang tersedia atau diketahui.
Contoh Soal :
Konsumsi
masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh perasamaan C = 1500 + 0.75 Yd. Investasi dan
pengeluaran pemerintah masing-masing sebesar 2000 dan 1000. Pajak yang diterima
dan pembayaran alihan yang dilakukan oleh pemerintah masing-masing dicerminkan
oleh T = 500 + 0.25Y dan R = 100 + 0.05Y. jika nilai ekspornya 1250 dan
impornya dicerminkan oleh M = 700 + 0.10Y, hitunglah pendapatan nasional negara
tersebut. Hitunglah pula konsumsi, tabungan, pajak, pembayaran alihan dan nilai
impornya. Berapa pendapatan nasional yang baru seandainya pemerintah menaikkan
pengeluarannya menjadi sam seperti nilai ekspor?
Yd = Y – T + R = Y
– 500 – 0.25Y + 100 + 0.05Y = 0.80Y – 400 sehingga C = 1500 + 0.75 (0.80Y –
400) = 1200 + 0.60Y
Y
= C + I + G +(X-M)
Y
= 1200 + 0.60Y + 2000 + 1000 + 1250 – 700 – 0.10Y
Y
= 4750 + 0.50Y Þ 0.50Y
= 4750 Þ Y
= 9500
Pendapatan
nasionalnya adalah 9500
8
Pendapatan
disposibel : Yd = 0.08Y – 400 =0.80 ( 9500) – 400 =
7200
C
= 1500 + 0.75Yd =1500 + 0.75 (7200) = 6900
S
= Yd – C = 7200 – 6900 = 300
T
= 500 + 0.25Y = 500 + 0.25 (9500) = 2875
R
= 100 + 0.05Y = 100 + 0.05 (9500) = 575
M
= 700 + 0.10Y = 700 + 0.10 (9500) = 1650
α= 1 – c + c.t – c.r + m
= 1 – 0.75 + 0.75 ( 0.25 ) – 0.75 ( 0.05 ) + 0.10
= 1 – 0.75 + 0.1875 – 0.0375 + 0.10 = 0.5
Þ kG = 1 / α = 1 /
0.5 = 2
G’
= X = 1250, berarti ∆ G = G’ = 1250 – 1000 = 250
Þ ∆Y = kG * ∆G = 2 * 250
= 500
Pendapatan
nasional yang baru : Y’ = Y + ∆Y
Y’ = 9500 + 500 = 10000
Analisis
: jadi dari soal tersebut dapat di hitung konsumsi, tabungan, pajak, embayaran
alihan, nilai impor. Yaitu 6900, 300, 2875, 575, 1650. Dan dapat dihitung juga
pendapatan nasional jika pemerintah menaikkan pengeluaran menjadi seperti nilai
ekspor sehingga di dapatkan hasilnya adalah 10.000.
9
DAFTAR PUSTAKA
·
Matematika
Terapan untuk bisnis dan ekonomi jilid 2 Dumairy
·
Ekonomi
Matematika Bisnis, Iskandar Putong dan Abraham Salusu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar