Sejarah dan profil berdirinya Jasa Marga
Jasa Marga berdiri dengan nama PT Jasa Marga
(Indonesia Highway Corporation) berdasarkan Akta Nomor 1
tanggal 1 Maret 1978, yang kemudian mengalami perubahan menjadi PT Jasa Marga
(Persero) berdasarkan Akta Nomor 187 pada tanggal 19 Mei 1981 di hadapan notaris
Kartini Muljadi, SH.
Pendirian Jasa Marga telah sesuai dengan Undang Undang nomor
9 tahun 1969, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang
Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undang Undang, PP
Nomor 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan Jasa Marga (Persero) dan PP nomor 4
Tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia dalam Pendirian
Perusahaan Jasa Marga (Persero) di bidang Pengelolaan, Pemeliharaan dan
Pengadaan Jaringan Jalan Tol serta Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 90/KMK 06/1978
tanggal 27 Pebruari 1978 tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan PT Jasa
Marga (Persero) di bidang jalan tol.
Anggaran Dasar Perseroan mengalami perubahan berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 27 tanggal 12 September 2007 yang dibuat di
hadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH. oleh karena Perseroan akan
mengembangkan skala usaha melalui Penawaran Umum Perdana Saham kepada
masyarakat. Berdasarkan akta tersebut, nama Perseroan diubah menjadi
“Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jasa Marga (Indonesia Highway Corporatama)
Tbk” atau disingkat “PT Jasa Marga (Persero) Tbk.”
Dua bulan kemudian tepatnya tanggal 12 November 2007, Jasa
Marga telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia untuk menjadi
perusahaan terbuka, dimana Pemerintah melepaskan 30% sahamnya kepada
masyarakat.
Sejarah Perkembangan Jalan Tol Jasa Marga
1978
Jalan Tol Jagorawi
Dengan panjang 46 km, jalan tol yang menghubungkan
Jakarta-Bogor hingga Ciawi ini merupakan jalan tol pertama di Indonesia.
Terdiri atas 8 simpang susun, 7 jembatan layang perlintasan kendaraan dan 11
jembatan penyeberangan orang, jalan tol ini sebagian besar
dioperasikan dengan sistem transaksi tertutup di 17 gerbang
tolnya.
1983
Jalan Tol Semarang
Jalan Tol Semarang dioperasikan pada tahun 1983 dan mulai
beroperasi secara penuh pada tahun 1997. Dengan panjang 35,2 km, jalan tol ini
terdiri atas 2 simpang susun, 6 jembatan perlintasan kendaraan, 8 jembatan
penyeberangan orang. Ruas ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
1984
Jalan Tol Jakarta-Tangerang
Jalan Tol Jakarta-Tangerang mulai beroperasi secara penuh
pada tahun 1984, memiliki panjang sekitar 28,0 km, dengan 6 lajur jalan tol
yang menghubungkan Jakarta-Tangerang dan beroperasi dengan sistem transaksi tol
tertutup. Jalan tol ini terdiri atas 3 interchange, 15 jembatan perlintasan
kendaraan, 7 jembatan penyeberangan dan 8 gerbang tol.
1984
Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo
Beroperasi penuh mulai tahun1984, Jalan Tol Prof. Dr. Ir.
Sedyatmo ini menghubungkan Pluit dengan Bandara Internasional Soekarno Hatta
sepanjang 14,3 km, terdiri atas 1 simpang susun, 2 jembatan perlintasan
kendaraan, 4 jembatan penyeberangan orang. Jalan tol ini menggunakan sistem
transaksi tol terbuka pada 3 gerbang tolnya.
1986
Jalan Tol Surabaya-Gempol
Dengan panjang 39,5 km, jalan tol yang menghubungkan kota
Surabaya di sebelah utara dengan Gempol di sebelah selatan ini menjadi akses
utama jalur Surabaya- Malang dan Surabaya-Pasuruan, yang merupakan salah satu
daerah industri utama di Jawa Timur. Terdiri atas 7 simpang susun, 27 jembatan
perlintasan kendaraan dan 2 jembatan penyeberangan orang, jalan tol ini
sebagian menggunakan sistem transaksi terbuka (6 gerbang tol) yang lainnya
tertutup (4 gerbang tol). Sejak bulan Mei 2006, ruas sepanjang 5 km yang
menghubungkan kawasan industri Porong dengan wilayah Gempol ditetapkan
Pemerintah sebagai jalan non tol oleh karena adanya genangan lumpur panas
Lapindo Brantas Inc. Jalan tol ini merupakan bagian dari jalan tol Trans Jawa.
1986
Jalan Tol Belmera
Belmera merupakan singkatan dari Belawan-Medan- Tanjung
Morawa yang menghubungkan ketiga kota tersebut. Menjadi jalan tol pertama di
luar Jawa, Jalan
Tol Belmera menghubungkan pelabuhan Belawan dan daerah
industri perkebunan di sebelah selatan. Jalan tol ini dioperasikan dengan
sistem transaksi tertutup pada
15 gerbang tolnya. Dengan panjang 34 km, jalan tol ini
memiliki 2 simpang susun, 14 jembatan perlintasan kendaraan dan 5 jembatan
penyeberangan orang.
1988
Jalan Tol Dalam Kota Jakarta
Mulai dioperasikan pada tahun 1988 dan beroperasi secara
penuh pada tahun 1996, ruas ini terdiri atas konsesi Cawang-Tomang-Pluit yang
dimiliki Perseroan dengan panjang sekitar 25,0 km dan konsesi Cawang- Tanjung
Priok-Pluit yang dimiliki Citra Marga Nusaphala Persada. Jalan tol ini terdiri
atas 6 lajur yang menghubungkan Cawang ke Pluit, dan terdiri atas 3 simpang
susun, 8 jembatan perlintasan kendaraan, 10 jembatan penyeberangan orang dan 19
gerbang tol yang dioperasikan dengan sistem transaksi tol terbuka.
1988
Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Jalan Tol Jakarta-Cikampek mulai beroperasi secara penuh
tahun 1988. Panjang jalan tol ini adalah 72 km, terdiri atas 10 simpang susun,
27 jembatan perlintasan kendaraan dan 16 jembatan penyeberangan orang dan 18
gerbang tol di mana sebagian besar dioperasikan
dengan menggunakan sistem transaksi tol tertutup. Jalan tol
ini terkoneksi dengan Jalan Tol Cipularang dan Jakarta Outer Ring Road. Ruas
ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
1990
Jalan Tol Padaleunyi
Jalan Tol ini menghubungkan Padalarang-Cileunyi sepanjang
63,9 km. Bersama dengan jalan tol Cipularang yang melintasi Cikampek menuju
Padalarang, jalan tol ini kini menjadi bagian dari Jalan Tol Purbaleunyi yang
menghubungkan Purwakarta-Bandung-Cileunyi dan
terdiri atas 7 simpang susun, 20 jembatan perlintasan
kendaraan, 25 jembatan penyeberangan orang, 8 gerbang tol yang dioperasikan
sistem transaksi tertutup.
1991
Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR)
Ruas-ruas JORR yang telah beroperasi saat ini adalah ruas
Ulujami hingga Cilincing yang membentang dari timur, tenggara dan selatan
Jakarta sepanjang 45 km. Ruas yang
masih dalam pengerjaan adalah ruas W1 (Kebon Jeruk-
Penjaringan) dan W2 Utara (Ulujami-Kebon Jeruk) yang menghubungkan Ulujami
dengan Jalan Tol Prof. Dr. Ir.
Sedyatmo. Jika JORR sudah beroperasi penuh, pengguna jalan
tol tidak perlu melewati bagian dalam kota Jakarta untuk menuju bandara. Ruas
JORR menghubungkan 3 ruas tol yang telah beroperasi, yaitu Jakarta-Cikampek,
Jagorawi dan Pondok Aren-Serpong.
1997
Jalan Tol Palikanci
Menghubungkan Palimanan-Kanci sejauh 28,8 km, jalan tol ini
membantu memperlancar arus lalu lintas di jalur pantura. Jalan tol ini terdiri
atas 1 simpang susun, 17 jembatan perlintasan kendaraan dan 17 jembatan
penyeberangan orang serta 5 gerbang tol dengan sistem transaksi tol terbuka.
Ruas ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
2001
Jalan Tol Ulujami-Pondok Aren
Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Serpong-
Ulujami yang menghubungkan Jakarta dan Selatan Tangerang melalui Bintaro dan
Pesanggrahan sepanjang 5,5 km dan terdiri dari 1 simpang susun, 3 jembatan
perlintasan kendaraan, 4 jembatan penyeberangan orang dan 1 gerbang tol dengan
sistem transaksi terbuka.
2003
Jalan Tol Cipularang
Membentang dari Cikampek-Purwakarta sampai Padalarang, jalan
tol sepanjang 58,5 km ini kini menjadi bagian dari Jalan Tol Purbaleunyi. Jalan
tol ini terdiri atas 3 simpang susun, 37 jembatan perlintasan kendaraan, 8
jembatan penyeberangan orang dan 3 gerbang tol yang
beroperasi dengan sistem transaksi tol tertutup. Dengan
adanya jalan tol ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi lebih cepat, yaitu
kurang lebih 2 jam dari waktu tempuh semula 4 jam melalui Puncak atau
Purwakarta.
Ruas-ruas Tol Baru yang Sedang dan akan Dibangun
Jalan Tol Bogor Ring-Road
Menghubungkan Sentul Selatan dan Darmaga sepanjang 11 km,
jalan tol ini terhubung dengan Jalan Tol Jagorawidan memungkinkan pengguna
jalan menuju Bogor utara tanpa harus melewati pusat kota Bogor. Kepengusahaan
jalan tol ini dilaksanakan oleh perusahaan patungan antara Jasa Marga dengan
BUMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu PT Marga Sarana Jabar, dimana Jasa
Marga memegang 55% kepemilikan sahamnya.
Jalan Tol Semarang-Solo
Melalui jalan tol sepanjang 76 km ini, diperkirakan
Semarang-Solo dapat ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam. Pembangunan dan
pengoperasian jalan tol ini dilaksanakan oleh perusahaan patungan antara Jasa
Marga dengan BUMD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui PT Trans Marga Jateng
dimana Jasa Marga memiliki 60% sahamnya. Ruas ini terhubung dengan Jalan Tol
Semarang yang telah beroperasi dan merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
Jalan Tol Gempol-Pasuruan
Kepengusahaan jalan tol ini dilakukan oleh perusahaan
patungan antara Jasa Marga dengan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur dan Pemda Pasuruan melalui PT Trans Marga Jatim Pasuruan, dimana Jasa
Marga memiliki 60% sahamnya. Direncanakan membentang sepanjang 32 km, jalan tol
yang menghubungkan Gempol dan Grati di wilayah Jawa Timur ini tersambung dengan
tol Surabaya-Gempol milik Jasa Marga. Ruas ini merupakan bagian dari Jalan Tol
Trans Jawa.
Jalan Tol Cengkareng-Kunciran
Ruas ini merupakan bagian dari Jakarta Outer Outer Ring Road
(JORR2) yang menghubungkan Cengkareng dan Kunciran sepanjang 15,2 km. Ruas ini
terkoneksi dengan
Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo dan juga merupakan rute
alternatif menuju Bandara Soekarno-Hatta dari arah selatan Jakarta dan
Tangerang. Kepengusahaan jalan tol ini dilaksanakan oleh PT Marga Kunciran
Cengkareng di mana Jasa Marga memiliki saham 20% yang akan ditingkatkan menjadi
75% pada tahun 2009.
Jalan Tol Kunciran-Serpong
Ruas ini juga merupakan bagian dari JORR2 yang menghubungkan
Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 km dan tersambung dengan Ruas
Jakarta-Tangerang. Kepengusahaan jalan tol ini dilaksanakan oleh PT Marga Trans
Nusantara dimana Jasa Marga memiliki saham 30% dan akan ditingkatkan menjadi
60% pada tahun 2009.
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto
Jalan tol ini menghubungkan Surabaya-Mojokerto sepanjang
36,3 km dan tersambung dengan Jalan Tol Surabaya-Gempol. Kepengusahaan jalan
tol ini dilaksanakan oleh PT Marga Nujyasumo Agung, dimana setelah proses
akuisisi kepemilikan saham Jasa Marga
adalah 55% (awal 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar